Minggu, 28 Juni 2015

PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN KEBERBAKATAN




TUGAS PORTOFOLIO 4
Nama               : ANNIDA PUTRIGA (10511945)
                          INDRA PURNAMA (13511606)
                          RANGGA LANOBERTA TELAGA KENCANA (15511868)
                          TENI KARLINA (17511072)
 Kelas 1PA14
PEMBELAJARAN ANAK BERBAKAT

A.    Ciri-ciri Anak Berbakat
Apakah anak Anda tergolong anak yang berbakat? Atau Anda tidak mengetahui bakat apa yang dimiliki si anak? Untuk mengetahui hal tersebut, sebenarnya Anda bisa melihat dari sikapnya sejak kecil.
Selain melihat dari sikapnya, Anda juga bisa mengetahuinya dari cara berpikirnya dan cara bicaranya. Jika si anak tergolong anak yang berbakat, maka sebagai orangtua Anda tentunya akan sangat bangga sekali.
Lalu, apakah anak Anda berbakat? Atau bakat apa yang dimilikinya? Untuk mengetahuinya, Anda bisa menyimak ciri-ciri anak berbakat berikut ini:
1.      Si anak memiliki ciri khas
Anak yang memiliki ciri khas biasnya akan nampak saat dirinya sedang bermain besama teman-teman sebayanya. Si anak akan bertingkah laku yang lebih dewasa sehingga kerika bermain dengan teman seusianya cenderung memisah. Namun, bukan berarti si anak tak mau bermain dan berkumpul dengan teman seusianya. Si anak sangat bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
2.      Si anak memiliki cara belajar yang berbeda
Si anak cenderung tidak bisa diam dan aktif terhadap hal-hal baru. Selain itu, si anak juga lebih suka untuk mengeklspelor dan mempelajari lebih lanjut sesuatu yang ada di sekelilingnya. Namun ketahuilah bahwa tidak mau diam bukan berarti si anak hiperaktif.

3.      Gaya bahasanya lebih dewasa
Si anak lebih cepat menyerap bahasa orang dewasa dan menirukannya. Untuk itu, jangan heran jika ada anak yang mengikuti perkataan orang dewasa bahkan menirukannya. Selain itu,  si anak akan lebih cepat untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya.
4.      Si anak memiliki kosakata yang banyak
Karena kemampuannya untuk menyerap bahasa lebih cepat, si anak jadi memiliki kosakata yang lebih banyak. Dengan begitu, si anak jadi mengerti kata-kata yang diucapkan kepadanya. Bahkan, si anak bisa menyebutkan secara terperinci baik itu mengenai benda atau saat menjawab pertanyaan yang diberikan kepadanya.
5.      Si anak memiliki keterampilan yang lebih
Keterampilan lebih yang dimilikinya itu, seperti memakai baju sendiri, memegang benda dengan posisi yang benar tanpa kesulitan, dan keterampilan lainnya. Namun ketahuilah bahwa keterampilan itu bisa saja dimiliki si anak asalkan Anda mau melatihnya dengan cara berenang, bermain tenis, dan olahraga lainnya. Dengan berolahraga bisa melatih kemampuan motorik kasarnya.
6.      Si anak gemar mengoleksi benda
Apakah anak Anda gemar mengoleksi benda-benda? Jika iya, maka si anak bisa jadi memiliki bakat. Anak berbakat akan lebih senang untuk mengumpulkan benda-benda kesukaannya. Misalnya, mainan, baju, hiasan, dan lain sebagainya. Hal tersebut dikarenakan si anak menyukai bentuknya, warnanya, serta modelnya. Tak heran jika si anak gemar memilih-memilih atau mengelompokkan benda-benda kesukaannya itu.
7.      Si anak gemar membaca
Saat usia si anak 1 tahunan, dirinya akan mampu untuk membedakan gambar yang posisinya terbalik. Selain si itu, si anak juga akan menunjukkan gerakan kepala dari kiri ke kanan seolah-olah dirinya sedang membaca. Ketahuilah bahwa hampir 50 persen anak yang berbakat sudah bisa membaca sejak usianya 2-2,5 tahun. Untuk merangsang anak agar suka membaca, Anda juga bisa melatihnya dengan mendongengkan buku atau sering bercerita kepadanya.
8.      Memiliki kemampuan logika
Anak berbakat akan mudah memahami benda-benda yang besar dan kecil, serta membedakan banyak dan sedikit. Selain itu, si anak juga mengerti mengenai berapa lama, berapa jauh, dan berapa banyak. Dan anak berbakat juga bisa membedakan atas dan bawah, kiri dan kanan, serta maju dan mundur.
9.      Memiliki daya ingat yang cukup baik
Daya ingat anak berbakat sangat tinggi. Misalnya, si anak mampu mengingat kejadian yang sudah lama dan mampu untuk mengungkapkannya kembali dengan baik. Apakah anak Anda seperti itu?
10.  Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
Anak berbakat cenderung lebih banyak bertanya terhadap apa yang belum dimengerti. Jika si anak banyak bertanya pada apa yang tidak diketahuinya, maka sebagai orangtua Anda harus memberikan jawaban untuknya. Berilah jawaban dengan baik dan jangan biarkan si anak tanpa jawaban.
11.  Pandai bersosialisasi
Anak berbakat akan lebih senang untuk bermain dengan teman di atas usianya. Dirinya akan merasa nyaman bermain dengan teman yang usianya lebih tua darinya. Sedangkan, saat bermain dengan teman seusianya si anak akan merasa tidak nyaman.
12.  Memiliki energi yang kuat
Setiap beraktivitas, si anak selalu bersemangat karena dirinya memiliki energi yang kuat. Untuk itu, jangan heran jika si anak kurang tidur siangnya.
Itulah ciri-ciri anak berbakat. Setelah mengetahui ciri-ciri tersebut, apakah Anda termasuk anak yang berbakat? Jika sudah mengetahui bakat si anak, maka sebagai orangtua Anda perlu mengasah dan membimbingnya dengan baik. Berilah  stimulasi-stimulasi yang cocok untuknya agar si anak bisa mengembangkan bakatnya dengan baik. (NR)

B.     Implikasi Dalam Pembelajaran (Teori Barbed an Renzulli)
Menurut definisi yang dikemukakan Joseph Renzulli (1978), anak berbakat memiliki pengertian, “Anak berbakat merupakan satu interaksi diantara tiga sifat dasar manusia yang menyatu ikatan terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatnya di atas kemampuan rata- rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas dan kreativitas yang tinggi.
High Potential Ability (Kecerdasan Tinggi) Standard yang ditetapkan untuk anak berbakat oleh Diknas tahun 2003 adalah 140 . Kalau hasil tes menunjukkan IQ anak mencapai 140 ke atas, maka anak itu otomatis disebut gifted child. Tetapi kemudian muncul pembagian tertentu untuk anak berbakat dilihat dari IQnya. Keberbakatan ringan (IQ 115 – 129), keberbakatan sedang (IQ 130 – 144), keberbakatan tinggi (IQ 145 ke atas).
Task Commitment adalah sejauh mana tanggung jawab dalam meyelesaikan tugas. Tidak hanya tugas dari sekolah tapi juga tugas di rumah. Task commitment dapat diukur melalui tes tertentu yang hanya boleh dilakukan oleh psikolog. Task commitment ini mencakup tanggung jawab, motivasi, keuletan, kepercayaan diri, memiliki tujuan yang jelas sebelum melakukan sesuatu dan kemandirian.
 Kreativitas bisa diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru atau kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru dari yang sudah ada. Kreativitas dapat dinilai dari 4 hal, produk, pribadi, proses dan pencetus / penghambat. Suatu produk dikatakan kreatif kalau produk itu baru, berbeda dari yang sudah ada, lebih baik dari yang lain dan tentu saja berguna. Sifat pribadi kreatif yang lain adalah terbuka pada hal-hal baru, punya rasa ingin tau yang besar, ulet, mandiri, berani mengambil resiko, berani tampil beda, percaya diri dan humoris.
Anak berbakat ialah anak yang memiliki kecakapan dalam mengembangkan gabungan ketiga sifat ini dan mengaplikasikan dalam setiap tindakan yang bernilai. Anak-anak yang mampu mewujudkan ketiga sifat itu masyarakat memperoleh kesempatan pendidikan yang luas dan pelayanan yang berbeda dengan program-program pengajaran yang reguler (Swssing, 1985).

C.     Kurikulum Berdiferensi Untuk Anak Berbakat
Kegunaan kurikulum berdiferensiasi yaitu member pengalaman, pendidikan yang disesuaikan dengan minat & kemampuan intelektual murid. Makna dari diferensiasi bagi siswa berbakat ialah menumbuhkan rasa keberhasilan, kepuasan, dan tantangan, membuat siswa aktif & merasa bosan sekolah, dan dengan demikian menghindari under achievement atau putus sekolah. Bedanya dengan kurikulum umum, jika kurikulum digunakan untuk anak yang kreatif dan bakatnya standar. Sedangkan kurikulum diferensiasi dirancang khusus kelompok siswa berbakat. Serta berorientasi pada proses, kegiatan aktif dan penerapan tugas, juga member peluang pada siswa untuk memilih sendiri  kegiatan belajar sesuai minat dan bakat.
Istilah diferensiasi dalam pengertian kurikulum menunjuk pada kurikulum yang tidak berlaku umum, melainkan dirancang khusus untuk kebutuhan tumbuh kembang bakat tertentu. Kurikulum berdiferensiasi (differ-rentiation instruction) adalah kurikulum pembelajaran yang memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak. Walaupun model pengajaran ini memperhatikan atau berorientasi pada perbedaan-perbedaan individual anak, namun tidak berarti pengajaran harus berdasarkan prinsip satu orang guru dengan satu orang murid. Berbeda dengan kurikulum reguler yang berlaku bagi semua siswa, kurikulum berdiferensiasi bertujuan untuk menampung pendidikan berbagai kelompok belajar, termasuk kelompok siswa berbakat. Melalui program khusus, siswa berbakat akan memperoleh pengayaan dari materi pelajaran, proses belajar dan produk belajar. Berbeda dengan kurikulum umum yang bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak pada umumnya, maka kurikulum berdiferensiasi merupakan jawaban terhadap perbedaan-perbedan dalam minat dan kemampuan anak didik. Sehingga, dengan kurikulum berdiferensiasi setiap anak memiliki peluang besar untuk terus meningkatkan kemampuannya tanpa harus terikat oleh satu kurikulum umum yang menyamaratakan kemampuan seluruh anak.
Perbedaan kurikulum umum dengan kurikulum berdiferensiasi terletak dalam hal bahwa kurikulum umum mencakup berbagai pengalaman belajar yang dirancang secara komprehensif dalam kaitan dengan tujuan belajar tertentu, dengan mengembangkan kontennya sesuai kepentingan perkembangan populasi sasaran  tertentuSedangkan kurikulum Berdiferensiasi bagianak yang berbakat terutama mengacu pada penanjakan kehidupan mental melalui berbagai program yang akan menumbuhkan kreatifitasnya serta mencakup berbagai pengalaman belajar intelektual pada tingkat tinggi. Kendati demikian, pada dasarnya kurikulum berdiferensiasi tetap bertitik tolak pada kurikulum umum yang menjadi dasar bagi semua anak didik. Kurikulum berdiferensiasi juga memberikan pengalaman belajar berupa dasar-dasar keterampilan, pengetahuan, pemahaman, serta pembentukan sikap dan nilai yang memungkinkan anak didik berfungsi sesuai dengan tuntutan masyarakat atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi.


Munandar, Utami.2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : PT RINEKA CIPTA.
Hasan, Maimunah. (2009). PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Jogjakarta: DIVA Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar