Kelas : 3PA11
NPM : 10511945
A.
Pengantar
1.
Pengertian
Psikoterapi
Psikoterapi adalah pengobatan secara psikologis untuk masalah yang
berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku. Psikoterapi (Psychotherapy)
berasal dari dua kata, yaitu “Psyche” yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan “Therapy” yang
artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi
disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran.
Psikoterapi adalah proses yang digunakan profesional dibidang kesehatan mental untuk
membantu mengenali, mendefinisikan, dan mengatasi kesulitan interpersonal dan
psikologis yang dihadapi individu dan meningkatkan penyesuaian diri mereka
(Proschaska & Norcross,
2007).
Psikoterapi adalah perawatan dan penyembuhan gangguan jiwa dengan
cara psikologis. Istilah tersebut mencakup berbagai teknik yang kesemuanya
dimaksudkan membantu individu yang emosinya terganggu untuk mengubah perilaku
dan perasaannya, sehingga mereka dapat mengembangkan cara yang bermanfaat dalam
menghadapi orang lain.
2.
Tujuan
Psikoterapi
a. Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Psikodinamik menurut Ivey, et
al (1987) adalah : membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari.
Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah
lewat dan menyusun sintesis
yang baru dari konflik-konflik yang lama.
b. Tujuan psikoterapi dengan pendekatam psikoanalisis menurut Corey
(1991) dirumuslan sebagai : membuat sesuatu yag tidak sadar menjadi sesuatu
yang disadari. Membantu klien dalam menghidupakan kembali pengalaman-pengalaman
yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui
pemahaman intelektual.
c. Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada
peribadi, menurut Ivey, et al (1987) adalah : untuk memberikan jalan terhadap
potensi yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara wajar dan
menemukan dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan mengeksplorasi emosi yang majemuk serta
memberi jalan bagi pertumbuhan dirinya yang unik.
d. Tujuan psikoterapi dengan pendekatan behavioristik, dijelaskan oleh
Ivey, et al (1987) sebagai berikut : untuk menghilangkan kesalah dalam belajar
dan berperilaku dan untuk mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih bisa
menyesuaikan. Arah perubahan perilaku yang khusus dilakukan oleh klien. Corey
(1991) menjelaskan mengenai hal ini sebagai berikut : Terapi perilaku bertujuan
secara umum untuk menghilangkan perilaku yang malasuai (mal adaptive) dan lebih banyak mempelajari perilaku
yang efektif.
e. Tujuan psikoterapi dengan metode dan teknik Gestalt, dirumuskan
oleh Corey, et al (1987) sebagai berikut : Agar seseorang lebih menyadari
mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang.
Corey (1991) merumuskan tujuan Gestalt sebagai berikut : membantu klien
memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamannya. unutk merangsangya
meneriama tanggung jawab dari dorongan yang ada di dunia dalamnya yang bertentangan
dengan ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari dunia luar.
3.
Unsur-unsur
Psikoterapi
Menurut Masserman ada delapan parameter pengaruh dasar yang mencangkup
unsur-unsur lazom pada semua jenis psikoterapi, yaitu peran social, hubungan
(Persekutuan tarapeutik), hak, retrospeksi, reduksi, rehabilitisi, memperbaiki gangguan perilaku berat, resosialisasi, dan rekapitulasi.
4.
Perbedaan Psikoterapi dengan
Konseling
Istilah “psikoterapi” mengandung arti ganda. Pada satu segi, ia menunjuk
pada sesuatu yang jelas, yaitu satu bentuk terapi psikologis, yaitu suatu
rentangan waawasan luas tempat hipnotis pada satu titik dan konseling pada
titik lainnya.
Perbedaan antara konseling dan psikoterapi dan segi fokus konserennya dan
dasar atau landasan kegiatannya. “Psikoterapi” fokus konserennya melalui penyembuhan,
penyesuaian, pengobatan, Dasar landasannya psikopatologi. “koseling” fokus konserennya
pengebangan-pendidikan-pencegahan, dasar landasannya filsafat.
5.
Pendekatan Terhadap
Mental Lines
a. Biological
Biological, meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif,
psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika
(1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu
adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin dalam tubuh. Lalu
dikembangkan terapi injeksi insulin . juga mulai dikembangkan upaya bedah otak
di London.
b. Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian
yang buruk, sekuele pasca-traumatic, kededihan yang tak terselesaikan, krisis
perkembangan, gangguan pikiran dan respons emosional penuh stress yang
dilimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial,
ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan
sepanjang hidup individu. Ini dimulai dari teori psikoanlisis Freud tahun
(1856-1939).
c. Sosiological
Sosiological meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna
sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus
mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan
kondisi sosio-budaya tertentu.
d. Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan
kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam
pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yaitu menghagai sistem nilai yang
dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.
6. Bentuk Utama Terapi
a. Terapi Supportive
Terapi yang bertujuan untuk memperkuat benteng pertahanan diri,
memperluas mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi kepribadian serta
mengembalikan pada penyesuaian diri yang seimbang.
b. Terapi Reducative
Terapi yang bertujuan untuk mewujudkan penyesuaian kembali,
perubahan atau modifikasi sasaran atau tujuan hidup dan menghidupkan potensi
kreatif.
c. Terapi Reconstructive
Terapi
yang bertujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik-konflik yang tidak
disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan mengembangkan potensi
penyesuaian yang baru.
B. Terapi Psikoanalisis (Sigmund Frued)
1. Konsep Dasar Teori Psikoanalisis tentang Kepribadian
a. Kesadaran
Konsep ketaksadaran
·
mimpi2 → merupakan representative
simbolik dari kebutuhan2, hasrat2
konflik
·
salah ucap / lupa → thd nama yg
dikenal
·
sugesti pascahipnotik
·
bahan2 yg berasal dari teknik2
asosiasi bebas
·
bahan2 yg berasal dari teknik proyektif
b.
Struktur Kepribadian
·
Id (Das Es)
Id berisikan motifasi dan energy positif dasar, yang
sering disebut insting atau stimulus. Id berorientasi pada prinsip kesenangan
(pleasure principle) atau prinsip reduksi ketegangan, yang merupak sumber dari
dorongan-dorongan biologis (makan, minum, tidur, dll).
·
Ego (Das Ich)
Peran utama dari ego adalah sebagai mediator
(perantara) atau yang menjembatani anatar id dengan kondisi lingkungan atau
dunia luar dan berorintasi pada prinsip realita (reality principle). Dalam
mencapai kepuasan ego berdasar pada proses sekunder yaitu berfikir realistic
dan berfikir rasional.
·
Super Ego (Das Uber Ich)
Super ego merupakan cabang dari moril atau keadilan
dari kepridadian, yang mewakili alam ideal daripada alam nyata serta menuju
kearah yang sempurna yang merupakan komponen kepribadian terkait dengan standar
atau norma masyarakat mengenai baik dan buruk, benar dan salah.
c.
Mekanisme Pertahanan Ego
Mekanisme
pertahanan ego merupakan proses mental yang bertujuan untuk mengurangi
kecemasan dan dilakukan melalui dua karakteristik khusus yaitu : (1)
tidak disadari dan (2) menolak, memalsukan atau mendistorsi (mengubah)
kenyataan. Mekanisme pertahanan ini dapat juga diartikan sebagai reaksi-reaksi
yang tidak disadari dalam upaya melindungi diri dari emosi atau perasaan yang
menyakitkan seperti cemas dan perasaan bersalah. Ego berusaha sekuat mungkin
menjaga kestabilan hubungannya dengan realitas, id dan superego. Namun
kecemasan begitu menguasai, ego harus berusahan mempertahankan diri. Secara
tidak sadar, dia akan bertahan dengan cara memblokir seluruh dorongan-dorongan
atau menciutkan dorongan-dorongan tersebut menjadi wujud yang lebih dapat
diterima atau tidak terlalu mengancam.
2.
Unsur-unsur
Terapi
a. Muncul Gangguan
Munculnya
masalah/gangguan, Psikoterapi berupaya untuk memunculkan penyebab masalah atau gangguan
itu muncul melalui intervensi yang ditinjau dari lingkungan, kepribadian,
faktor ekonomi, afeksi, komunikasi interpesonal dan lain sebagainya. Dengan
usaha lebih mengenal penyebab gangguan itu muncul klien dapat memperkuat diri
agar terhindar dari resiko yang tinggi dengan modifikasi interaksi terhdap
lingkungannya.
b. Tujuan Terapi
Membentuk
kembali struktur karakter individu dg jalan membuat kesadaran yg tak disadari
didalam diri klien Focus pada upaya mengalami kembali pengalaman
masa anak-anak.
c. Peran Terapis
Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam
melakukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara realistis, membangun
hubungan kerja dengan klien, dengan banyak mendengar & menafsirkan, terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan klien, mendengarkan kesenjangan dan pertentangan pada cerita klien.
3.
Teknik Terapis
a.
Free Association
Suatu metode pemanggilan kembali
pengalaman-pengalaman masa lalu dan pelepasan emosi-emosi yg berkaitan dengan
situasi-situasi traumatik di masa lalu.
b. Analisis Transference
Teknik utama dalam Psikoanalisis krn
mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lalu nya dalam terapi.
c. Analisis Resisten
Ditujukan
untuk membantu klien agar menyadari alasan-alasan yg ada dibalik resistensi
sehingga dia bisa menanganinya.
d.
Analisis
Mimpi
Suatu prosedur yang penting untuk
menyingkap bahan-bahan yang tidak disadari dan memberikan kepada klien atas
beberapa area masalah yang tak terselesaikan.
Sumber :
-
Mappiare,
Andi. 1992. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT Raja
Grafindo
-
Prof.
Dr . Singgih D.Gunarsa, konseling dan psikoterapi2004, jakarta. PT BPK Gunung
Mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar