Jumat, 15 November 2013

TUGAS PORTOFOLIO 3 (PSIKOLOGI MANAJEMEN)

Nama   : Annida Putriga 
Kelas   : 3PA11
NPM    : 10511945


A.    Mengendalikan Fungsi Manajemen

1.      Pengertian Controling (Mengendalikan)
Controlling atau pengawasan dan pengendalian (wasdal) adalah proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi.
Controlling atau pengawasan adalah fungsi manajemen dimana peran dari personal yang sudah memiliki tugas, wewenang dan menjalankan pelaksanaannya perlu dilakukan pengawasan agar supaya berjalan sesuai dengan tujuan, visi dan misi perusahaan. Di dalam manajemen perusahaan yang modern fungsi control ini biasanya dilakukan oleh divisi audit internal.
Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi manajemen yang lain, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai: “the process by which manager determine wether actual operation are consistent with plans”.
Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses pengawasan, bahwa: “pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.”
Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.

2.      Langkah-langkah dalam Mengendalikan Fungsi Manajemen
Secara umum, pengendalian dapat dilakukan dengan langkah sebagai  berikut :
a. Penetapan standar dan metode pengukuran kinerja
b. Mengukur kegiatan
c. Membandingkan hasil pengendalian dengan hasil kegiatan
d. Melakukan tindakan korektif terhadap penyimpangan yang terjadi

3.      Tipe-tipe Kontrol dalam Manajemen
Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Pengendalian preventif (prefentive control). Dalam tahap ini   pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategic dan perencanaan strategic yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
b. Pengendalian operasional (Operational control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
c. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa  analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.

4.      Jelaskan Proses Kontrol Manajemen
Proses Kontrol Manajemen ada  4 yaitu :
a.       Perencanaan Strategi. Perencanaan strategi adalah proses memutuskan program-program utama yang akan dilakukan suatu organisasi dalam rangka implementasi strategi dan menaksir jumlah sumber daya yang akan dialokasikan untuk tiap-tiap program jangka panjang beberapa tahun yang akan datang.
b.      Penyusunan Anggaran. Penyusunan anggaran adalah proses pengoperasian rencana dalam bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter untuk kurun waktu tertentu.
c.       Pelaksanaan. Selama tahun anggaran, manajer melakukan program atau bagian dari program yang menjadi tanggungjawabnya. Laporan yang dibuat hendaknya menunjukkan dapat menyediakan informasi tentang anggaran dan realisasinya baik itu informasi untuk mengukur kinerja keuangan maupun nonkeuangan, informasi internal maupun eksternal.
d.      Evaluasi Kerja. Pestasi kerja bisa dilihat dari efisien atau efektif tidaknya suatu pusat pertanggungjawaban menjalankan tugasnya. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara realisasi anggaran dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

B.     Kekuasaan Dan Pengaruh
1.      Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa, sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu.
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh  atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
Dalam pembicaraan umum, kekuasaan dapat berarti kekuasaan golongan, kekuasaan raja, kekuasaan pejabat negara. Sehingga tidak salah bila dikatakan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut. Robert Mac Iver mengatakan bahwa Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain baik secara langsung dengan jalan memberi perintah / dengan tidak langsung dengan jalan menggunakan semua alat dan cara yg tersedia. Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan, ada yg memerintah dan ada yg diperintah. Manusia berlaku sebagau subjek sekaligus objek dari kekuasaan. Contohnya Presiden, ia membuat UU (subyek dari kekuasaan) tetapi juga harus tunduk pada UU (objek dari kekuasaan).

2.      Jelaskan Sumber-sumber Kekuasaan
Ada pun sumber kekuasaan itu sendiri ada 3 macam,yaitu:
a.       Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan
Kekuasaan formal atau Legal (French & Raven 1959). Contohnya komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana menteri. Kendali atas sumber dan ganjaran (French & Raven 1959). Majikan yang menggaji  karyawannya, pemilik sawah yang mengupah buruhnya,  kepala suku atau kepala kantor yang dapat memberi ganjaran kepada anggota atau bawahannya.
Kendali atas hukum (French & Raven 1959). Kepemimpinan yang didasarkan pada rasa takut. Contohnya perman-preman yang memunguti pajak dari pemilik toko. Para pemilik toko mau saja menuruti kehendak para preman itu karena takut mendapat perlakuan kasar. Demikian pula anak kelas satu SMP yang takut pada senior kelas3 yang galak dan suka memukul sehingga kehendak seniornya itu selalu dituruti.
Kendali atas informasi (Pettigrew, 1972). Siapa yang menguasai informasi dapat menjadi pemimpin. Contohnya orang yang paling tahu jalan diantara serombongan pendaki gunung yang tersesat akan menjadi seorang pemimpin. Ulama akan menjadi pemimpin dalam agama. Ilmuan menjadi pemimpin dalam ilmu pengetahuan.
Kendali ekologik (lingkungan). Sumber kekuasaan ini dinamakan juga perekayasaan situasi. Kendali atas penempatan jabatan. Seorang atasan atau manager mempunyai kekuasaan atas bawahannya karena ia boleh menentukan posisi anggotanya. Kendali atas tata lingkungan. Kepala dinas tata kota berhak memberi  izin bangunan. Orang-orang inimenjadi pemimpin karena kendalinya atas penataan lingkungan.
b.      Kekuasaan yang bersumber pada kepribadian
Berasal dari sifat-sifat pribadi. Keahlian atau keterampilan (French & Raven 1959). Contohnya pasien-pasien di rumah sakit menganggap dokter sebagaipemimpin karena dokterlah yang dianggap sebagai ahli untuk menyembuhkan penyakitnya.
Persahabatan atau kesetiaan (French & Raven 1959). Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan sumber kekuasaan sehingga seseorang dianggap sebagai pemimpin. Contohnya pemimpin yayasan panti asuhan dipilih karena memiliki sifat seperti Ibu Theresa.
Karisma (House,1977). Ciri kepribadian yang menyebabkan timbulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin juga merupakan salah satu sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan.
c.       Kekuasaan yang bersumber pada politik
Kendali atas proses pembuatan keputusan (Preffer  & Salanick,1974). Ketua menentukan apakah suatu keputusan akan di buat dan dilaksanakan atau tidak.
Koalisi (stevenson, pearce & porter 1985). Ditentukan hak dan wewenang untuk membuat kerjasama dalam kelompok.
Partisipasi (Preffer, 1981). Pempimpin yang mengatur pastisipasi dari masing-masing anggotanya.
Institusionalisasi. Pempimpin agama menikahkan suami istri. Notaris atau hakim menentapkan berdirinya suatu perusahaan.

3.      Jelaskan Unsur-unsur Kekuasaan
a. Wewenang. Mengenai peranan atas posisi yang resmi atau adanya hak, ada kejelasan dan ada surat yang pasti.wewenang dapat bersifat formal maupun informal. Wewenang yang bersifat informal biasanya untuk mendapatkan kerjasama yang baik dengan bawahannya. Contoh : hubungan pembantu rumah tangga dengan majikannya pembantu rumah tangga melaksanakan perintah-perintah yang diperintahkan majikannya serta memberikan tenaganya untuk membantu pekerjaan rumah tangga majikannya dan di pihak majikannya yang mempunyai wewenang untuk memerintah agar pekerjaan rumah tangganya dapat berjalan dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan tertentu.
b. Paksaan. Adanya ancaman yang tidak di inginkan kekuasaan yang bersifat ilegal atau tidak resmi. Contoh : seorang preman yang sering menganggu dan memalak seseorang dengan cara Paksa.
c. Manipulatif. Merupakan kekuasaan yang bersifat licik yang dapat menipu atau mempengaruhi orang lain agar seseorang dapat tertarik padanya. sebuah titik dimana kita berusaha “melebihkan” atau “mengurangkan” sesuatu, sehingga tidak tampak seperti keadaan nyatanya. Contoh :seperti melukis terkadang mereka menambahkan sedikit warna di sini dan sana untuk menunjukan bahwa sebenarnya yang terlihat itu “lebih indah”, atau mungkin, “tidak begitu hebat”, untuk menunjukan bahwa mereka tidak sombong, rajin menjahit dan gembar menabung.
d. Kerjasama. Kerjasama adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan. Contoh : dalam kelompok adanya kerjasama dalam memperoleh Tujuan.
e. Upah dan prestasi kerja. Prestasi kerja dari setiap karyawan perlu dinilai. Oleh karena itu Penilaian prestasi kerja adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja
contoh : seorang yang bekerja dan mengerjakan apa yang diperintahkan bosnya karena berharap mendapatkan upah yang diberikan atasannya.

4.      Jelaskan Bentuk-bentuk Kekuasaan
Mempengaruhi perilaku dapat juga menggunakan cara yang dinamakan kekuasaan ( power ). Menurut France & Raven ( 1960 ) ada 5 bentuk kekuasaan yang berbeda diantaranya yaitu Coercive Power, Insentif Power, Legitimate Power, Expert Power dan Refferent Power.
Dari bentuk kekuasaan ini mempunyai teori dan contoh masing-masing. Coercive Power merupakan kekuasaan untuk memaksa sesorang melakukan sesuatu yang melawan kehendak mereka. Hal ini sering fisik meskipun ancaman lainnya dapat digunakan. Contohnya dalam berorganisasi, ketua memiliki kekuasaan paksaan coercive power terhadap anggotanya. Misalnya saja dalam memberikan tugas kepada anggotanya, ketua memaksa anggotanya untuk mengerjakan banyak tugas yang harus diselesaikan dalam batas waktu yang telah ditentukan, jika tidak dilakukan akan diberikan SP ( surat peringatan ) atau bisa saja diancam keluar dari Organisasi tersebut. Oleh sebab itu karena takut mendapatkan sanksi tersebut , maka anggota melakukannya walaupun melawan kehendak mereka karena tugasnya terlalu berat untuk dilakukan. Pemaksaan seperti ini dapat mengakibatkan kerugian fisik meskipun tujuannya untuk kepatuhan. Dari contoh ini kerugian fisiknya yaitu waktunya banyak tersita untuk mengerjakan tugas/lembur sehingga tubuhpun membutuhkan tenaga extra ( dilakukan untuk menunjukkan kepatuhan ).
Bentuk kekuasaan kedua yaitu Insentif Power. Insentif Power merupakan kemampuan memberikan kepada orang lain apa yang mereka inginkan. Contohnya ( dalam perkuliahan ), mahasiswa menginginkan agar mendapat nilai A pada setiap mata kuliah. Yang berperan sebagai pemilik Insentif Power adalah dosen. Jika mahasiswa aktif dalam kelas, rajin membuat tugas dan perilakunya sopan maka dosen sebagai pemegang Insentif Power akan memberikan imbalan berupa nilai yang baik ( bisa A ) kepada mahasiswanya. Oleh sebab itu mahasiswa akan melakukan hal-hal tersebut agar bisa mendapatkan imbalan seperti yang mereka inginkan.
Bentuk kekuasaan ketiga yaitu Legitimate Power ( Kekuatan Sah ). Legitimate Power merupakan sesuatu yang diinvestasikan dalam sebuah peran. Legitimasi berasal dari kekuasaan lebih tinggi, biasanya mencakup kekuasaan paksaan. Contoh Legitimate Power disini yaitu polisi ( polisi lalu lintas ), mereka memiliki legitimate power terhadap para pengguna jalan ( pengendara motor maupun mobil ). Biasanya dalam kehidupan sekitar kita banyak pengendara motor maupun mobil yang terkena tilang dari polisi, hingga akhirnya setiap pengendara tersebut mau tidak mau harus menerima sanksi tersebut, walaupun ada kalanya pengendara tersebut tidak salah. Tapi karena polisi memiliki kekuasaan yang sah ( harus ini/harus urus dikantor polisi, dengan cara damai/membayar ) maka pengendara pun akhirnya patuh.
Bentuk kekuasaan selanjutnya yaitu Expert Power. Expert Power merupakan pengaruh yang didasarkan pada pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki. Bentuk kekuasaan ini adalah bentuk yang sangat umum dari kekuasaan. Contoh dari Expert Power adalah seorang designer ( perancang busana ), dalam membuat sebuah baju designer selalu mempengaruhi customernya dengan memberi saran-saran / apa yang cocok dengan customernya baik dilihat dari tinggi badan, bentuk pinggul, pundak, pingang, kaki, tangan dan lainnya. Sehingga dengan keterampilan / pengetahuan yang dimilikinya ini, customer akan percaya atas saran-saran / apa yang baik menurut designer tersebut.
Bentuk kekuasaan yang kelima yaitu Refferent Power ( Kekuasaan Rujukan ). Refferent Power yaitu pengaruh yang didasarkan pada adanya kekuasaan kharisma dan ketenaran sehingga seseorang ingin menjadi seperti apa yang orang lain miliki ( berharap karisma orang lalin bisa menular ke dirinya ). Contoh yang ada dikehidupan sekitar kita yaitu seorang yang terkenal seperti seorang artis, atlet, penulis, ilmuwan dan sebagainya. Misalnya saja atlet bulutangkis, mereka memiliki kekuasaan rujukan terhadap orang yang mengidolakannya yaitu dengan tindakan-tindakannya dalam kehidupan sebagai atlet, semangatnya, kedisplinannya atau orang yang mengidolakannya itu menjadi terpengaruh atas karisma atlet bulutangkis sehingga perilakunya menjadi sama dengan idolanya tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar