Jumat, 21 Juni 2013

TUGAS 4 (Tugas Portopolio)



   A.    Pekerjaan dan Waktu Luang
             Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini sering dianggap sinonim dengan profesi. Pekerjaan yang dijalani seseorang dalam kurun waktu yang lama disebut sebagai karier. Seseorang mungkin bekerja pada beberapa perusahaan selama kariernya tapi tetap dengan pekerjaan yang sama.
             Menurut Chris Bull dalam bukunya yang berjudul an introduction to leisure studies menjelaskan pengertian waktu luang adalah jika seseorang sedang tidak bekerja, maka ia memiliki waktu luang. Dengan kata lain: waktu luang=tidak bekerja.


                               I.            Mendefinisikan nilai pekerjaan, apa yang dicari dalam pekerjaan dan fungsi psikologi dari       pekerjaan ?
·    Definisi nilai perkerjaan. Nilai pekerjaan adalah bahwa nilai dari apa yang kita kerjakan sebenarnya sangat bergantung kepada cara berpikir kita terhadap pekerjaan itu. Sekecil apapun pekerjaan yang kita lakukan, jika kita memahami bahwa pekerjaan itu adalah bagian dari sebuah perencanaan besar, atau bahwa pekerjaan itu adalah proses menuju terwujudnya sesuatu yang besar, maka tidak akan ada lagi perasaan kecil dalam hati kita ketika mengerjakan pekerjaan itu.
·         Apa yang dicari dalam pekerjaan. Yang dicari dalam pekerjaan adalah kenikmatan dalam bekerja, kenyamanan dalam bekerja dan kepuasan kerja. Dimana bagian dari sebuah perencanaan besar atau bahwa pekerjaan itu menuju proses terwujudnya suatu yang besar. Aspek yang paling memuaskan dalam bekerja seperti keramah tamahan sesame rekan kerja. Kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan pekerjaan, dan kehormatan yang diterima oleh rekan sepekerjaan.
·         Fungsi psikologi dari pekerjaan. Fungsi psikologinya yaitu: Lebih bisa mandiri, lebih kreatif berfikir logis.  Bahkan orang yang sudah mendapatkan banyak uang tidak akan mau mengurangi waktu dan energy yang di habiskan oleh pekerjaan mereka.kemampuan karena kebutuhan akan penghargaan dan penguasaan (Morgan,1972)

                            II.            Menjelaskan fase-fase dalam memilih pekerjaan
Ada enam tahapan yang harus dijalani oleh seorang calon tenaga kerja, yaitu:
1. Tahap penyerahan surat lamaran
2. Tahap wawancara awal
3. Tahap ujian psikotes (wawancara)
4. Tahap penilaian akhir
5. Tahap pemberitahuan wawancara akhir.
6. Tahap penerimaan

                              Fase–fase identitas perkerjaan
1.      Ketertarikan
2.      Penghargaan
3.      Keakraban
4.      Kebosanan

                         III.        Menjelaskan hubungan antara karakteristik pribadi dengan karakteristik pekerjaan dalam       memilih pekerjaan yang cocok
Memilih pekerjaan yang cocok memeang tidak mudah, perlu proses dan harus memilih dengan benar jika tidak, nanti menjalani pekerjaan itu malah malas-malasan. Hubungan antara karakteristik pribadi dan karakteristik pekerjaan dalam memilih pekerjaan yang cocok. Orang yang memiliki perpaduan Koleris dan Sanguin (atau sebaliknya),  biasanya memiliki kemampuan untuk memimpin karena semangat dan kepercayaan dirinya. Orang yang memiliki perpaduan Sanguin dan Plegmatis (atau sebaliknya), biasanya memiliki kemampuan dalam membina relasi dan persahabatan. Orang yang memiliki perpaduan Plegmatis dan Melankolis (atau sebaliknya), biasanya punya kemampuan untuk menganalisa karena ketelitian dan kecermatannya. Orang yang memiliki perpaduan Melankolis dan Koleris (atau sebaliknya), biasanya punya semangat kerja dan produktivitas yang sangat tinggi.
Masing-masing kepribadian memiliki kecocokan dalam bidang pekerjaan tertentu :
· Seorang Sanguinis cocok dalam bidang pekerjaan : presenter, penyiar, sales, pengacara, tour leader dan selebriti.
·     Seorang Koleris cocok dalam bidang pekerjaan : direktur, owner perusahaan, bos dan dokter.
·       Seorang Melankolis cocok dalam bidang pekerjaan : keuangan, komputer, R&D/QC, Hakim dan Notaris.
·    Seorang Plegmatis cocok dalam bidang pekerjaan : staf administrasi, konselor dan customer service.
Setelah kita mengetahui tipe kepribadian dari hasil tes, kita bisa menentukan bidang pekerjaan apa yang bisa kita jadikan sebagai karir. Tentu bukan berarti jika sudah cocok antara kepribadian dengan bidang pekerjaan akan memastikan seseorang bisa berhasil. Hal itu tidak akan terlepas dari kemauan, usaha dan restu dari Allah Tuhan Yang Maha Kuasa.

                         IV.            Menjelaskan tentang kepuasan kerja dan penyesuaian diri dalam pekerjaan
Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia, karena secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap produktifitas kerja. Robbins (2003) menyatakan bahwa kepuasan kerja berkenaan dengan kesesuaian antara harapan dengan kenyataan yang tersedia. Kepuasan kerja yang rendah akan berdampak negatif terhadap perkembangan mutu asuhan/pelayanan. Menurut As’ad (2001) kepuasan kerja dapat berpengaruh terhadap perilaku pegawai antara lain produktifitas, absentisme kecelakaan kerja dan pengunduran diri. Begitu pula menurut Keith dan Davis (1985, dalam Mangkunegara, 2000) mengemukakan bahwa pada organisasi yang kepuasan pegawainya kurang terdapat angka pengunduran pegawai lebih tinggi.
Kepuasan kerja dipengaruhi oleh banyak faktor dan salah satunya adalah gaya kepemimpinan dari seseorang yang secara organisatoris berada pada hierarki yang lebih tinggi dari dirinya, hal ini diasumsikan bahwa bekerja tanpa adanya arahan akan mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak sesuai denganapa yang diinginkan dan akan mengakibatkan menurunnya motivasi untuk bekerja (Yukl, 2001). Peningkatan motivasi ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan pemimpin dalam mempengaruhi kegiatan organisasi (Hersey & Blanchard, 1977, dalam La Monica, 1998).

                            V.            Menjelaskan bagaimana mengisi waktu luang dengan cara positif
Menurut Muhammad Adil Khithab berpendapat bahwa waktu luang adalah waktu bebas yang oleh seseorang diisi sesuai dengan kegiatan yang dikehendakinya. Waktu Luang memiliki beberapa pengertian, antara lain: Menurut Rabiltuz waktu luang adalah waktu yang tersisa dari pekerjaan yang diharuskan atau sisa waktu belajar atau waktu untuk melaksanakan kewajiban sehari-hari. Waktu luang adalah waktu bebas yang tersisa dari serangkaian kegiatan kehidupan sehari-hari atau setelah melaksanakan kewajiban dan kepentingan hidup.Waktu luang tersebut bebas diisi dengan kegiatan yang diinginkan dan disukai.
Meluangkan waktu itu ternyata penting dan banyak cara/kegiatan positif yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang. Misalnya olahraga, jalan-jalan, melakukan hobby, atau ngeblog. Selain itu, mengisi waktu luang setelah kesibukan yang mendera ibarat bayaran dari pekerjaan itu sendiri. Kita tidak pernah menduga kalau kegiatan yang dilakukan di saat waktu luang bisa juga menghasilkan atau mendapat penghargaan. Siapa yang tahu kalau suatu saat nanti, kegiatan yang dilakukan di waktu luang, bisa menjadi penghasilan terbesar.


B.     Self Directed
    Menurut Gibbons (2002), self directed learning adalah peningkatan pengetahuan, keahlian      prestasi, dan mengembangkan diri dimana individu menggunakan banyak metode dalam banyak situasi dalam setiap waktu. Self directed learning diperlukan karena dapat memberikan kemampuan untuk mengerjakan tugas, untuk mengkombinasikan perkembangan kemampuan dengan perkembangan karakter dan mempersiapkan untuk mempelajari seluruh kehidupan mereka. Self directed learning meliputi bagaimana belajar setiap harinya, bagaimana seseorang dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang cepat berubah, dan bagaimana seseorang dapat mengambil inisiatif sendiri ketika suatu kesempatan tidak terjadi atau tidak muncul.

                         VI.            Bagaimana cara meningkatkan kontrol diri ?
Dalam perkembangan kontrol-diri, beberapa ahli menganggap bahwa pada usia remaja kontrol-diri sudah mencapai akhir perkembangan, penelitian membuktikan bahwa kontrol-diri yang rendah pada masa remaja berhubungan dengan kontrol-diri yang rendah pula pada masa dewasa.
Kontrol-diri dapat ditingkatkan melalui beberapa cara berfikir yang saling berhubungan :

1. Global Processing, mencoba fokus pada gambaran besar dari tujuan hidup atau cita-cita kita, sehingga setiap kegiatan atau tindakan kita dilihat sebagai bagian dari pencapaian tujuan akhir.

2. Abstrac listening, mencoba menolak detil-detil dalam situasi khusus untuk membawa kita berfikir bagaimana tindakan kita sesuai dengan rencana kerja kita secara keseluruhan. Contohnya : seseorang mungkin harus mengurangi berfikir tentang detil-detil beratnya latihan fisik tetapi mencoba untuk fokus pada gambaran fisik yang ideal yang akan dicapai bila dia tetap menjalankan latihan dengan baik.

3. High-level categorization, berfikir tentang konsep tingkat tinggi daripada keadaan yang khusus atau sesaat. Katagorisasi tugas dapat membantu kita untuk mengatur fokus dan mencapai disiplin-diri yang lebih besar.

                      VII.            Bagaimana cara menetapkan suatu tujuan ?
Betapapun keadaan anda saat ini tidak menjadi masalah, yang penting adalah kemana tujuan anda. Menetapkan tujuan adalah langkah pertama yang menggerakkan anda dari posisi anda sekarang ke posisi yang sebenarnya anda inginkan. Kesuksesan dan pencapaian bukanlah suatu kebetulan; semua itu adalah hasil dari keinginan dan tujuan yang disertai tindakan untuk memenuhinya. Menetapkan tujuan meliputi memutuskan target- target yang harus dicapai dalam area- area hidup, memastikan anda tahu apa yang anda mau lakukan dan miliki, dan mengambil langkah konkret mengarahkan sumber daya anda kesana.

Kalau anda tidak menetapkan tujuan anda, orang lain yang akan menetapkan buat anda. Kalau anda tidak menetapkan tujuan finansial, iklan dan pemasaran lah yang memutuskan bagaimana anda membelanjakan uang anda. Kalau anda tidak menetapkan tujuan karir, boss anda lah yang menentukan berapa jam anda bekerja, dan posisi anda sepuluh tahun dari sekarang. Kalau anda tidak menetapkan tujuan kontribusi, penggalang dana lah yang memutuskan untuk apa dan siapa donasi anda akan disalurkan.

Dalam suatu studi melibatkan 1,500 anak berbakat, Dr. Lewis Terman dari Stanford University mencari tahu hubungan antara kepintaran dan pencapaian dalam hidup. Hasil penemuannya luar biasa: IQ bukan bahan utama untuk sukses, melainkan tiga faktor yaitu kepercayaan diri, ketekunan, dan kecenderungan menetapkan tujuan.

Tetapkan tujuan dan rancanglah hidup untuk meraih mimpi anda.
Maksimalkan waktu, uang, dan tenaga menghidupi impian anda. Bukan mencoba menyelipkan mimpi anda ke dalam kesibukan dan kekacauan hidup. Kita semua cuma hidup sekali. Mulailah hidup sebaik- baiknya, jadilah apapun sebisa anda dan jangan menunda lagi.

Dalam bukunya, Stephen R Covey mengatakan bahwa kebiasaan pertama dari orang yang efektif adalah proaktif. Ini berarti mereka bertanggung jawab atas hasil yang mereka peroleh dan melihat dirinya sebagai penentu dari nasib sendiri. Kebiasaan kedua adalah mereka memulai dengan tujuan akhir dalam pikiran, yang berarti mereka memutuskan apa yang ingin mereka capai. Mereka tahu bahwa mereka memiliki pilihan, bagaimanapun keadaannya. Mindset nya adalah “Saya bertanggung jawab atas diri saya, dan saya mempunyai pilihan.”

Komponen utama hidup yang memuaskan adalah visi-tahu apa yang anda inginkan-, perencanaan, dan pelaksanaan; layaknya tempat tujuan, peta, dan kendaraan. Target anda adalah tempat tujuan anda.

Bermimpilah sebesar- besarnya, visualisasikan pencapaian anda, dan bayangkan anda mencapai tujuan- tujuan tesebut. Lihatlah hari- hari yang akan anda jalani, perasaan anda, dan kepuasan anda. Segera tuliskan mimpi- mimpi tersebut. Anda bisa mengambil secangkir kopi dan memutar lagu favorit sembari kembali ke masa kanak- kanak memikirkan masa depan anda. Tuliskan sebanyak- banyaknya, karena anda akan menyeleksinya.

                   VIII.            Bagaimana cara menyusun konsekuensi yang efektif ?
1.  Jangan membuat garis terlalu tipis. Garis harus tampak dilihat dari jauh dalam ukuran ruangan
2.   Buatlah selalu garis dengan konsisten.bolehlah menggunakan 2 garis yang berbeda tapi sebaiknya tidak lebih
3.   Gunakan hanya satu macam tanda panah karena audience yang dibelakang tidak bisa membedakan
4.      Gunakan satu macam garis putus
5.    Menggunakan shape lebih bagus daripada garis karena shape tampak lebih menarik untuk design yang simple

                         IX.            Bagaimana menerapkan rencana intervensi ?
Intervensi dimaksudkan untuk menetapkan cara-cara apakah yang patut dipergunakan untuk merencanakan perbaikan berdasarkan masalah yang ditemukan dalam proses diagnosa dan pemberian umpan balik.
Kriteria dari suatu intervensi yang efektif antara lain adanya informasi yang benar dan bermanfaat, kebebasan memilih, dan keterikatan di dalam.
1.      Dengan informasi yang benar dan bermanfaat dimaksudkan segala bahan keterangan tentang masalah organisasi yang diperoleh ketika proses diagnosa. Bahan keterangan tersebut bukan karangan dari konsultan atau klien melainkan benar-benar terjadi dan berlaku secara nyata dalam kegiatan organisasi. Selain itu bahan keterangan tersebut berkaitan dengan persoalan yang sedang dipecahkan, sehingga bahan keterangan tersebut bermanfaat bagi perbaikan organisasi. Oleh karena itu tugas pertama bagi konsultan ialah mencari informasi yang benar dan bermanfaat tersebut. Kalau tugas ini tidak berhasil dilaksanakan, artinya konsultan tidak memperoleh data yang benar dan relevan kiranya sulit bisa dilakukan intervensi yang tepat.
2.      Dengan kebebasan memilih dimaksudkan bahwa tempat pembuatan suatu keputusan itu terletak pada posisi klien. Klien sama sekali bebas memilih alternatif dalam pembuatan keputusan. Ia tidak tergantung kepada konsultan. Tidak ada suatu tindakan atau alternatif tindakan yang datang secara otomatis, tersusun rapi tinggal dipakai, atau dipaksa untuk dipakai. Dengan demikian kebebasan memilih ini ditekankan bahwa tidak ada paksaan pada klien untuk memilih dan membuat keputusan.
3.      Dengan keterikatan kedalam dimaksudkan untuk memberikan penekanan bahwa klien mempunyai tanggung jawab untuk tetap terikat pada pelaksanaan dari rencana atau keputusan yang telah dibuat.
                            X.            Apa saja yang dilakukan dalam proses evaluasi ?
Tahap yang dijalankan dalam lesson study terdiri atas 3 tahap, antara lain sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan (Plan). Pada tahap ini, tim guru/dosen melakukan proses perencanaan yang matang dan tersistematis. Selanjutnya menyiapkan berbagai keperluan pada proses pelaksanaan kedepannya, seperti melengkapi perangkat pembelajaran/pengajaran, media pengajaran dan lain sebagainya.
 
2.Tahap Pelaksanaan (Do). Tahap berikutnya adalah melaksanakan atau mengimplementasikan apa saja yang telah kita rencanakan secara matang. Pada proses ini, tentu saja ada yang menjadi guru/dosen model dan anggota tim lainnya menjadi pengamat (observer). Tahapan ini guru/dosen model menyampaikan konsep dan materi pengajaran seperti biasanya tanpa ada tekanan atau sikap ketidak percayaan diri dalam proses tersebut. Adapun para pengamat mencatat segala aktifitas yang dianggap kurang dan perlu untuk dikoreksi dan disampaikan kepada guru/dosen model setelah kelas selesai. Catatan tersebut bukan hanya aktifitas model tetapi aktifitas siswa juga.

3.   Tahap Evaluasi (See). Tahap terakhir adalah evaluasi, tahapan ini tim guru/dosen kembali berembug atau berdiskusi tentang data atau hasil rekaman yang didapatkan dari proses pengajaran guru/dosen model tersebut. Evaluasinya tentu saja membicarakan hal yang terbaik, dimanakah titik kelemahan dan kelebihan dari proses pengaplikasian proses pembelajaran.





Sumber : Davis, K. & Newstrom, J.W., (2000). Perilaku dalam organisasi. Jakarta: Erlangga.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar