Jumat, 28 Desember 2012

Macam-macam Tes Psikoterapi dalam Internet




Teknologi kini bukan hanya sebatas pada dunia cyber saja, atau dunia komputer saja, teknologi kini telah berkembang pesat dan telah merambah ke berbagai bidang disiplin ilmu lainnya. Teknologi informasi kini telah dikenal dengan luas, dan ternyata keberadaannya dapat dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu. Teknologi kini telah dikenal secara umum dan telah dikenal secara luas, berbagai bidang ilmu telah menggunakan aplikasi dari Teknologi Informasi guna mengembangkan ilmu-ilmu yang berkaitan. Salah satu disiplin ilmu yang menggunakan Teknologi Informasi adalah Psikologi. Memang antara Psikologi dan Informasi Teknologi memiliki kajian objek teoritis dan aspek yang berbeda mengenai hal apa yang menjadi objek ilmu mereka, namun dalam beberapa hal keberadaan Teknologi Informasi bisa menjadi suatu ilmu yang membantu dalam upaya pengembangan ilmu dan pemaksimalan dalam aplikasi ilmu Psikologi.

E-Counseling merupakan salah satu bentuk nyata aplikasi Teknologi Informasi dalam bidang Psikologi. Internet menawarkan suatu proses psikoterapis yang menggunakan suatu media komunikasi yang baru, dimana melalui media tersebut mereka dapat memberikan intervensi psikoterapi itulah yang disebut dengan E-counseling atau e-mail counseling. E-mail conseling merupakan pelayanan intervensi psikologi yang dilakukan melalui Internet, dimana proses terapi terlebih dahulu dilakukan melalui media ini, untuk kemudian menyusun rencana dalam melakukan intervensi psikologi secara face-to-face akan dilakukan. Fungsi dari e-counseling adalah untuk membantu terapis dalam mengumpulkan sejumlah data yang terkait dengan kliennya sebelum akhirnya terapis dan klien sepakat untuk bertemu secara langsung untuk melakukan proses terapis selanjutnya. Dalam aplikasinya, psikoterapi online menawarkan tantangan etika baru bagi mereka para terapis yang tertarik untuk menggunakan media ini dalam memberikan pelayanan psikologi. Perbedaan antara komunikasi berbasis teks interaktif dan komunikasi verbal in-person menciptakan tantangan etika baru yang sebelumnya tidak di temui dalam terapi face-to-face (secara langsung) (http://www.jmir.org). 

Bentuk lain dari penerapan teknologi dalam psikologi adalah program SPSS. Program ini memang dibuat untuk membantu berbagai bidang ilmu dalam mempermudah pengembangan ilmu tersebut. Psikologi pun menggunakan aplikasi ini dalam membantu mengolah data. Data yang bisa diaplikasikan dalam SPSS adalah data secara kuantitatif. Aplikasi SPSS sangat membantu bidang psikologi ketika seseorang sedang melakukan penelitian di bidang psikologi dengan metode kuantitatif. Dalam penelitian jumlah subjek yang dibutuhkan tidaklah sedikit, karena untuk memperoleh hasil yang akurat memerlukan cukup banyak subjek sebagai respondennya. Disinilah peranan SPSS sangat dibutuhkan, data yang telah diperoleh untuk diolah bukanlah data yang sedikit dan sangat melebihi daya tampung manusia jika pengolahan tersebut harus dilakukan secara manual, akan terjadi kelelahan, hasil yang tidak akurat, dan akan sangat membuang energi dalam pelaksanaanya, dengan aplikasi SPSS lah berbagai masalah yang muncul jika di olah secra manual dapat teratasi.http://murkelefaud.wordpress.com/2012/08/08/penerapan-teknologi-dalam-bidang-psikolog. 

Pada era yang serba canggih dan praktis ini, mengerjakan test-test psikologi sudah bisa kita lakukan kapanpun dan dimanapun kita berada dengan menggunakan internet. Test-test psikologi online sudah tersebar di dunia internet. Sehingga memudahkan kita untuk mencoba berbagai macam test yang ada. Contohnya di jejaring sosial facebook, Twitter kita dapat mengetahui watak, kepribadian, dll dari aplikasi yang tersedia disana. Namun hasilnya belum bisa sepenuhnya dikatakan benar, karena test yang disediakan di jejaring sosial tersebut masih sangat sederhana dan test-test psikologi itu setiap waktunya mengalami perubahan atau variasi agar orang-orang tidak melakukan test yang sama dalam waktu yang berbeda.

Keakuratan hasil test psikologi bisa dipengaruhi oleh mood atau kondisi tubuh seseorang pada saat itu. Namun jika dibandingkan antara test psikologi yang ada dalam internet dan test psikologi yang memang diadakan oleh para psikolog tentunya terdapat sedikit perbedaan. Alangkah baiknya jika kita ingin mengukur kemampuan kita, kepribadian, atau IQ kita langsung mendatangi para pakar psikologi yang memang menyelenggarakan test tersebut. Karena kalau kita hanya berpatokan pada test yang ada di internet, hasilnya pun masih diragukan kebenarannya. Karena bisa saja yang membuat test tersebut tidak ahli dalam bidang psikologi, melainkan hanya asal-asalan membuat test tersebut.

2 komentar: