- NAMA : ANNIDA PUTRIGA
- NPM : 10511945
- KELAS : 1PA07
4. TENTANG MANUSIA DAN CINTA KASIH
"maaf yah, kalo lo mau suka sama gw, ngaca dulu dong !"
"tapi aku kan tulus sayang sama kamu"
"tulus ? yah jelas lah gw kan cantik sedangkan lo kecil, jelek"
Lagi-lagi aku di tolak sama wanita hanya karena aku mempunyai badan kecil dan kurus. Padahal aku juga punya perasaan yang tulus. Aku kesal sekali. Tapi aku engga mau menyerah. Aku akan buktikan kalau aku bisa menaklukkan semua wanita. Itu janji aku ketika aku sudah berhasil merubah penampilan aku. Waktu terus berjalan. Ketika aku sudah duduk di bangku SMA, aku sudah berhasil merubah penampilan aku. Aku sudah mulai tinggi, badanku pun sudah mulai berisi. Dan aku sangat menikmati perubahan ini. Karena aku bisa menaklukan 3 wanita dalam sehari. Dan akupun tau mereka mencintaiku hanya karena fisikku yang terbilang oke.
"ih kamu ganteng banget malam ini sayang." ucap virli padaku
"makasih yah cantik." balasku dengan senyuman kecut penuh kemenangan. Dalam hatiku berbisik, "akhirnya gw bisa juga masukin ini cewe ke dalam perangkap gw". Dengan sangat bangga aku terus mendengar pujian virli malam itu.
"kamu sayang sama aku tulus kan, cinta ?"
"iya aku tulus kok."
"kamu engga akan nyari yang lain kan ?"
"iya engga sayang, kamu tenang aja yah."
"aku kan takut kamu ngenduain aku, aku kan cinta sama kamu."
"pokoknya kamu tenang aja yah." ucapku sambil terus melihat jam tangan dan handphone ku yang mulai bergetar tak karuan.
"kamu harus janji yah."
"iya, eh sayang, aku mau pulang dulu yah, aku buru-buru ada kerjaan."
"kok cepet banget sih sayang, aku kan masih kangen sama kamu."
"maaf yah sayang, aku udah di telvon suruh cepet pulang." ucapku sambil mulai mengambil helm dan menstater motorku.
Malam ini aku mengunjungi 3 wanita sekaligus. Aku bener-bener menikmati permainan ini. Aku bangga kepada diriku sendiri. Virli adalah wanita pertama yang mendapat kunjunganku. Sekarang aku akan mengunjungi cindy yang mempunyai paras begitu mempesona.
"sayang, kamu kok lama banget sih munculnya ?" ucap cindy saat aku tiba di rumahnya
"maaf sayang, tadi aku ada urusan penting." jawabku sambil mencium keningnya
"aku kan kangen banget sama kamu." manja cindy membuatku tak ingin melepas pelukannya
"aku juga kangen sayang." gombalku
Intinya pada malam ini, aku berhasil memberi jatah kepada ketiga pacarku. Lagi-lagi aku bersorak dalam hati. Aku merasa menang. Aku merasa hebat. Dulu aku yang selalu di tolak cinta wanita manapun, sekarang aku berhasil menaklukannya. Semua rasa telah aku cicipi. Aku tertawa lagi dalam hati dengan penuh kemenangan. Aku bener-bener berhasil menjadi PLAYBOY.
***
Hari-hari yang aku lalui hanya untuk menyakiti seorang wanita. Tak lebih dan tak kurang. Aku hanya bisa membuat semua wanita yang pernah singgah di dalam hidupku kecewa dan menangis. Tapi aku tak pernah bertanggung jawab. Fikiranku hanya, aku pasti dapet lagi. Masih banyak wanita yang akan aku dapatkan. Aku keren dan aku memiliki semua yang di inginkan oleh semua wanita. Hanya itu yang ada dalam fikiranku. Aku seperti ini karena dendam ku dulu yang selalu di tolak oleh wanita. Tapi ketika aku beranjak ke gerbang kelulusan, aku menyukai seorang wanita yang aku lihat dia memiliki sebuah karakter. Aku melakukan berbagai cara supaya aku bisa mendapatkannya. Segala cara telah aku lakukan namun dia juga belom membuka hatinya untukku. Dia menganggap aku hanya orang yang selalu mengganggunya. Tapi aku tak pernah berhenti untuk menaklukannya. Aku mencintai dia. Berpuluh-puluh sms tak terbalas oleh dia dan setiap aku mencoba menelvonnya, tetap tidak ada jawaban dari dia. Mungkin dia mengabaikan panggilan masuk dariku. Ketika aku sudah berhasil membuat dia membuka hatinya untukku, aku berjanji akan meninggalkan masa laluku. Aku ingin setia. Aku mencintai dia tulus dan aku berjanji akan menjaga dia sampai mati. Itu janjiku kepada dia karena dia telah membawa aku kepada masa depan.
"jangan pernah samakan gw dengan semua mantan lo." ucap dia padaku, tapi aku tak pernah mampu menjawab. Gombalan akupun tak terucap saat berbicara dengan dia. Aku sangat mengagumi dia dengan semua karakter yang dia punya.
"tipe cowok yang kamu suka seperti apa sih ?" tanyaku padanya
"aku suka cowok yang dingin, dia engga banyak bicara atau janji tapi dia selalu melakukan hal yang aku suka." jawab dia dengan santai
"contohnya kaya apa ?"
"kalo dia bilang, aku akan selalu setia dan engga akan selingkuh, tapi nyatanya dia selingkuh dan aku engga suka cowok kaya gitu."
"terus." kataku
"dia hanya diem tapi dia setia dan selalu ada saat aku butuh entah jika aku sedang gundah dia bisa menghapus air mata aku dan dia selalu menyemangati semua hal yang aku lakukan."
"gitu yah ?"
"iya."
Aku selalu berfikir saat berbicara dengan dia, kadang aku suka merasa kalah jika berbicara dengannya. Dia telah membuat aku diam seribu bahasa. Bersama dia aku seperti ada di alam yang berbeda. Aku telah meninggalkan masa laluku. Meski awal percintaan ku dengan dia penuh dengan tantangan.
"kamu engga jadi kerumah aku ?" tanya dia saat menelvonku
"engga jadi." amarahku tak mampu aku bendung
"kenapa ? kamu tau aku huhuhhuhu aku nunggu kamu sampe aku ketiduran." suara isak tangisnya dari telvon mampu membuat aku merinding. Aku terdiam dan sangat menyesal membuat dia menangis. Rasanya aku ingin menghapus air mata dia. Tapi aku benci dan amarah aku kali ini membludak karena sifat dia.
***
Hampir sebulan hubungan aku dengan dia, dan aku selalu merasa bahagia. Saat kita bertengkar, akur dan lain sebagainya membuat aku begitu rindu dengan dia. Suatu hari aku ingin sekali mendengar dia menangis lagi. Akhirnya aku pura-pura mau mutusin dia.
"kita udahan aja yah." ucapku dengan dia via telvon
"emang kenapa kamu minta putus ?" tanya dia dengan nada yang santai aja kedengerannya
"yah pengen putus aja dari kamu." isengku
"ya udah kalo emang itu yang terbaik." jawab dia dengan entengnya, dia emang engga tau kalo aku bercanda tapi malah dia beneran mau putus.
"bener yah, kamu engga nangis kan ?"
"apa yang harus di tangisi ?"
"????....." aku hanya bisa terdiam kemudian aku tertawa dan berbicara,
"aku cuman bercanda sayang, aku pengen banget denger kamu nangis lagi, lucu tau." tapi tak ada jawaban dari dia, aku terus bicara "halo halo" tapi dia tidak menjawab suaraku. Akhirnya aku putuskan untuk kerumahnya.
Sampai dirumahnya, aku heran karena tidak ada orang sama sekali. Aku bertanya dengan orang yang ada disitu,
"pak, rumah ini orangnya pada kemana yah ?" tanyaku
"oh emang kamu ada hubungan apa dengan keluarga pak hadi ?" bapak itu malah tanya balik, akhirnya aku jawab,
"saya temennya risti pak."
"emang kamu engga tau kalo risti masuk rumah sakit ?"
"sakit apa pak ?" tanyaku dengan penasaran
"kamu dateng aja ke rumah sakitnya." jawab bapak itu.
Aku lemes bukan main. Aku syok banget dengernya. Dan bertanya-tanya dalam hati, ada apa dengan dia ???? Aku tak bisa berbohong kalau aku sakit dan ingin menangis mendengar dia masuk ruman sakit. Sakit apa dia ? Baru kali ini aku merasa laki-laki paling bodoh yang sudah mempermainkan wanita. Jika sekarang aku rapuh dan menjadi sosok laki-laki yang tak berdaya melihat wanita yang aku cintai menangis karena penyakitnya dan menangis untuk yang terakhir kalinya. Kenapa aku tidak tau kalau dia punya penyakit yang hanya mampu hidup sementara ?? Kenapa tuhan mempertemukan aku dengan dia ? jika pertemuan hanya singkat ini ? aku bener-bener menyesal dengan masa laluku. Dan kenapa aku menyesal bahwa mencari sosok yang setia itu sulit. Sekali ada dalam hidupku, dia malah pergi ninggalin aku sebelum aku membuat dia tertawa, malah ingin dia menangis. Bodoh sekali aku. Aku tak bisa banyak bicara dan aku hanya bisa menyesal seumur hidupku. Akankah aku dapat menemukan wanita seperti dia yang bisa merubah masa laluku ? Akankah aku dapat mencintai wanita seperti dia yang tak pernah mengungkit masa laluku. Akankah aku menemukan wanita seperti dia yang bisa membuat aku harus meninggalkan masa laluku ? Aku mencintai dia karena aku punya kesetiaan terhadap wanita, tapi kenapa tuhan ambil dia dari sisiku ??? kenapa tuhan hanya memberi aku 1 bulan untuk mencintai dia dan hidup bersama dia dalam suka maupun duka ?
Aku hanya bisa mengenang saat bersama dia, saat tertawa bersama dia, saat gundah bersama dia, saat lalui terjalnya realita bersama-sama. Saat aku mengerti arti sebuah cinta yang tulus melalui cerita hidupnya. Aku percaya bahwa dia tersenyum di syurga sambil menunggu kehadiran aku.
@ Cerpen (cerita pendek) dengan judul “MEMBERI KASIH SAYANG ITU INDAH”
"kamu bisa membeli buku seperti yang saya pegang ini di gramedia." ucap dosenku saat hari pertama aku menjadi seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta. Aku memperhatikan buku yang di tunjukan oleh dosen wanita yang sangat lembut. Beliau adalah dosen di mata kuliah Bahasa Indonesia. Kemarin atau masih saat ini aku simpan cita-cita menjadi seorang sastrawati atau penyair yang berhubungan dengan Bahasa dan Sastra Indonesia. Namun aku urungkan cita-cita itu, tapi bukan aku kubur melainkan aku simpan dan aku akan berharap semoga kelak apapun jurusan yang aku pilih, aku tetap ingin menjadi seorang sastrawati dan menciptakan sebuah karya. ITU MIMPIKU.
***
"bunda, bisa antar aku beli buku di gramedia minggu ini ?" tanyaku pada ibuku
"buku apa ?"
"buku bahasa indonesia judulnya Bangga Berbahasa Indonesia." senyumku berkembang
"mau beli dimana ?"
"di gramedia bun."
"sendiri bisa ? bunda sibuk nak."
"emmm yaudah deh." jawabku tak mau banyak mengeluh. Jika bunda tidak bisa maka aku tidak ingin memaksa.
Aku kembali membuka novelku untuk melanjutkan bacaanku.
***
Minggu pagi aku berangkat ke gramedia matraman dengan menggunakan angkutan umum. Sendiri. Sampai di dalam bus, aku melihat pengamen yang sedang bernyanyi. Aku mengamati pengamen itu. Perawakannya sedang, wajahnya pun lebih cocok untuk menjadi anak yang ada di dalam mobil mewah dan tidak seharusnya panas-panasan serta meronta-ronta kesana-kemari untuk mencari uang. Cocok sebagai anak bos. Dia bernyanyi sambil memainkan gitar yang dia bawa. Dengan alunan yang indah, dia menyanyikan sebuah lagu dari ebiet g ade dengan judul berita kepada kawan. Aku tersentuh karena memang lagu itu sangat indah di dengar.
"permisi teh." ucap pengamen itu sambil menyodorkan kantong plastik yang ia tenteng untuk meminta haknya karena ia sudah bernyanyi untuk menghibur.
"oh iya maaf dek." ucapku kaget dari lamunanku dan arah mataku ke jendela bis kota itu sambil mengeluarkan uang receh di dalam tasku
"teriamakasih teteh." ujar pengamen tersebut dengan senyuman
Jika aku perkirakan, anak itu berumur belasan. Mungkin dia SMP atau awal masuk SMA. Tapi ituu tidak penting buatku. Pada intinya untuk mencari makan saja mungkin susah. Namanya hidup di kota Jakarta. Aku turun pas di depan Gramedia Matraman. Dan setelah itu aku lanjut ke senen. Jam sudah menunjukan waktu siang. Ketika aku sedang mencari makan, mataku kembali melihat sosok pengamen yang tadi pagi aku lihat di bis. Namun aku mengabaikannya karena itu tidak penting buatku. Aku kembali mencari tempat makan. Aku lebih memilih makan di emperan dengan menu seperti biasa saja. Cukup ketoprak dan es teh manis. Itu sudah membuat aku sangat menikmatinya.
Ketika aku sedang memesan dan memilih duduk di pojokan, aku memainkan handphoneku. Ada 3 sms dan 3 kali panggilan. Aku membukanya.
"hati-hati dijalan yah dek." pesan dari bundaku
"beli buku buat kuliah dulu jangan novel yah." pesan dari kakakku
"ade hati hati dijalan pulangnya jangan kesorean yah." pesan dari ayahku yang selalu tanpa titik atau koma atau tanda yang lainnya *aku hanya tersenyum dan membalas semua pesan itu. Ketika aku sedang menikmati hidangan itu. Aku kembali melihat sosok pengamen itu. Kali ini dia sedang berbicara dengan ibu-ibu tukang ketoprak yang aku pesan. Pengamen itu melihat ke arahku dan tersenyum manis. Kemudian dia berjalan ke arahku dan duduk di hadapanku.
"saya boleh duduk disini teh ?" tanya dia dengan sopan dan ramah
"oh boleh kok, silakan saja." jawabku
"teteh dari toko buku ?"
"iya, kamu sebenernya siapa dek ? kamu anak ibu itu ?" tanyaku
"oh bukan teh, saya cuman nabung sama ibu itu." jawab dia dengan santai
"nabung ?" tanyaku masih engga mengerti
"ya setiap saya selesai mengamen, saya selalu nabung dengan ibu itu."
"terus uangnya untuk apa ?" tanyaku
"untuk adikku sekolah." jawab dia. Perbincangan kita seperti kita sudah saling kenal satu sama lain. Dia mulai bercerita sambil ngesap puntung rokoknya.
***
"saya merawat anak perempuan teh, sebenernya dia bukan adik saya." awal dia bercerita
"terus ?"
"dia saya temuin di pinggir jalan waktu saya pulang ngamen jam satu malem."
Hening. Aku terdiam. Dan dia masih mengisap rokoknya.
"dia menangis, saya iba mendengar tangisan itu. mungkin umur dia saat itu masih terbilang 2 tahunan. akhirnya saya menggendongnya dan tak tau harus di taro dimana saat itu. Saya engga punya rumah, saya engga punya duit. tapi yang saya fikirkan bukan itu, yang ada dalam pikiran saya saat itu adalah bagaimana saya bisa menghentikan tangisan itu hingga ia terlelap tidur."
"emmm lalu ?" tanyaku masih penasaran
“lalu saya membawanya ke tempat biasa saya berteduh. Saya berusaha untuk menghentikan tangisannya dengan yang saya bisa.”
“terus kenapa kamu mau menolong anak itu ?” pertanyaan yang konyol mungkin
“sebelum saya menemukan anak itu dan selama saya hidup, saya engga akan pernah tau arti dari berbagi.” Jawab pengamen itu sambil mengisap rokoknya dalem-dalem
“meski saya engga punya apa-apa tapi saya senang dan bahagia bisa memberi sesuatu kepada orang lain.” Lanjut dia
“ terus apa yang ada dalam pikiran kamu ?”
“tuhan masih ngasih saya anggota tubuh yang sempurna, dan saya engga mau menyia-nyiakan itu. Yang terpenting dalam hidup saya adalah saya bisa membuat orang bahagia dan bisa bermanfaat untuk orang-orang di sekeliling saya meski awalnya saya hanya seorang diri.”
Aku terdiam. Aku masih engga mengerti dengan apa yang diceritakan pengamen tersebut. Aku diam seperti orang bodoh. Apa maksud dia menghampiriku ? kemudian menceritakan semua tentang hidupnya kepadaku ? apa dia ingin aku iba kepadanya ? aku masih engga mengerti. Tapi selama dia tidak berbuat jahat, aku akan tetap mendengarkan semua cerita dia.
“terus kenapa engga kamu aja yang sekolah ?” tanyaku
“untuk saya itu engga penting, karena saya tau bahwa ada yang lebih membutuhkan daripada saya teh.”
“emang kalau kamu sekolah, kamu kelas berapa ?”
“jangankan umur atau kelas, nama saya aja saya engga tau.”
“loh kok gitu ? orang tua kamu kemana emang ?”
“engga tau gimana kejadiannya, tiba-tiba saya ada dibawah pohon. Apa mungkin saya dibuang oleh orang tua saya. Pada intinya tiba-tiba saya menyadari bahwa saya hanya seorang diri.”
Aku menunduk mendengar perkataan dia yang terakhir. “tiba-tiba saya menyadari bahwa saya hanya seorang diri”. Kalimat itu membuat hati saya berdegup kencang. Aku segera merogoh tasku untuk mengambil sapu tangan sebelum air mata ini bener-bener meleleh. Tapi terlambat, aku tak bisa membendung airmataku. Dan aku biarkan mengalir di depan pengamen itu. Mengalir tanpa aku hapus dan aku masih menunduk.
“kenapa teteh menangis ?” tanya dia sambil menyodorkan tissue untukku. Aku melirik tangannya yang memegang tissue untukku. Aku mengambilnya dan mulai mengapus airmataku dengan tisuue itu.
“kamu hebat.” Ucapku lirih
“tuhan yang telah mengatur jalan hidup saya.”
“saya tau, tuhan memberi saya jalan untuk menjadi seorang diri, kemudian tuhan kasih saya jalan untuk bertemu anak itu dan tuhan membisikan saya untuk membantu agar hidup saya tidak pernah sia-sia dan bermanfaat untuk orang lain.” Lanjut dia. Tenggorokan aku mulai tersendat. Tiba-tiba aku bener-bener seperti orang bodoh dihadapan pengamen itu. Mataku mulai berair lagi. Aku ingat, waktu aku menangis karena merasa kesepian. Aku engga pernah bersyukur.
“untuk apa teh menangis ? menangis pun tidak akan pernah bisa merubah keadaan.”
“aku hanya terharu.”
“teteh pernah denger lagu sherina yang judulnya ku bahagia ?” tanya dia
“pernah, sering malah.” Jawabku
“saya nyanyiin yah teh.” Ucap pengamen itu sambil mengambil gitarnya dan bernyanyi dihadapanku.
***
“walau makan susah, walau hidup susah, walau tuk senyumpun susah, rasa syukur ini karena bersamamu juga susah dilupakan. Oh aku bahagia.”
Ternyata jam tanganku menunjukan pukul 16.00. Dan ketika aku melihat handphoneku sudah ada 7 panggilan tak terjawab dan 4 sms. Berbagi dengan pengamen itu memakan waktu 3 jam. Tapi itu bukan hal yang sia-sia karena aku mendapat pelajaran berharga.
“udah sore dek, aku harus pulang.” Ucapku
“maaf sudah menyita waktu teteh.” Kata dia sambil menyalakan rokoknya untuk kesekian kali
“kamu perokok berat yah ?” tanyaku
“karena saya percaya teh bahwa ada asa di setiap puntung rokok hahahahahah.” Pengamen itu mengajak bercanda
Aku diantar dia sampai aku mendapatkan bis untuk pulang kerumah. Dia berdiri mematung sambil mengucap terima kasih dan selamat tinggal. Ketika aku sudah naik ke dalam bis, aku mencari tempat kosong. Aku lebih memilih pojok jendela. Pengamen itu masih berdiri sambil melihat ke arahku. Aku tersenyum dan melambaikan tangan. Dan dia juga melakukan hal yang sama. Pelajaran yang aku dapat, meski dalam keadaan apapun kita harus bersyukur. Menggunakan apa yang sudah tuhan hadiahkan dengan sebaik mungkin karena itulah hadiah termahal yang tuhan beri. Pengamen itu rela mencari uang untuk menyekolahkan anak perempuan yang ia temukan, bukan adik, bukan keluarga, bukan sodara, tapi ia sudi untuk menolong dan menyelamatkan masa depannya. Pengamen itu tetap bahagia dan menggunakan keadaan yang ada dengan rasa syukur dan bahagia. Kuncinya dengan menolong, kita bahagia. Dengan membantu, pintu hati kita akan selalu terbuka. Aku bahagia karena aku pulang dengan membawa pelajaran berharga. Dan aku ingat pesan terakhir dia, “buat saya yang paling seneng adalah bisa berbagi karena dengan berbagi senyum kita tak akan pernah luntur.”
Aku berjanji, jika aku punya waktu luang aku akan kembali menemui pengamen itu. Dan bodoh sekali orang tuanya yang telah membuang dia, karena ternyata dia tumbuh menjadi laki-laki yang mandiri dan hebat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar