Jumat, 28 Oktober 2011

TUGAS IBD .


  • NAMA  : ANNIDA PUTRIGA
  • NPM     : 10511945
  • KELAS : 1PA07

6. TENTANG MANUSIA DAN PENDERITAAN
 @ Cerpen (cerita pendek dengan judul “SEBUAH FAKTA”
"tania sini sayang, ibu mau bicara !" ucap ibuku ketika aku sedang membaca novel autumn
in paris di kamar.
"ada apa ibu ?" tanyaku
"sebentar ayo ikut ibu" aku membalikkan novelku dan segera mengikuti ibuku
        Ibu membawaku ke ruang tamu. Ayahku sedang membaca koran layak seorang sarjana. Kacamatanya di lepas dan menatap ke arahku dengan tatapan yang bijaksana. Inilah yang aku suka dari seorang ayah, yaitu mata teduhnya yang dapat menenangkan aku kala aku kalut. Aku telah menduga apa yang akan terjadi malam ini. Malam yang akan menjadi malam tragis dalam hidupku. Lampu kristal di  atas kepalaku mendadak buram seperti tak ada cahaya.
"kamu sudah dewasa tania, ayah yakin kamu memahami kondisi kita sekarang ini." ucap ayah dengan bijak. Aku ingin menangis tapi aku mencoba menahannya sekuat hati. Inilah sebuah fakta yang sering aku sebut-sebut. Ini bukan kehidupan yang hambar. Tapi ini adalah kenyataan.
"kamu mau ikut ayah apa ibu ?" pertanyaan yang aku takutkan akhirnya terucap juga dari mulut kedua orang tuaku. Tapi bukan kata ini yang aku tunggu. Aku belum mampu menjawabnya dan takkan mampu sampai kapanpun itu. Aku hanya bisa menunduk. Dan aku hanya bisa meninggalkan ruang itu dengan air mata berlinang. Aku kembali ke kamar dan meguncinya. Aku membuka jendela kamarku dan membiarkan angin menerpa wajah dan rambutku. Aku menarik bangku untuk duduk melihat angkasa. Angkasa memang luas tapi untuk malam ini terlihat sempit dan tak ada jalan pintas. Aku masih menangis tanpa henti. Aku ingat, ibuku selalu bercerita tentang masa lalunya saat bersama ayah ketika aku masih duduk di bangku SMP. Sebelum tidur ibu selalu mendongengkan aku hingga aku tertidur pulas. Rasanya cerita itu membuat hatiku sakit saat ini.
"waktu masih muda, ibu dan ayah adalah pasangan yang serasi deh." cerita ibuku
"itu kata siapa, bu ?" tanyaku
"kata teman-teman ibu, tetangga ibu, keluarga ibu." dengan bangganya ibu bercerita kepadaku
"kok ibu bisa ketemu ayah, dimana ?"
        Cerita ibu dulu membuat aku sakit. Tapi kenapa bisa BERCERAI jalan yang di pilih setelah sekian tahun merajut hubungan yang harmonis ?? kenapa ? TUHAN TIDAK ADIL. Apa ini yang disebut cinta sejati ? ini ? ah menyakitkan sekali endingnya kalau harus bercerai jalan yang di pilih ayah dan ibuku. Sakit rasanya. Padahal dulu ibu selalu bercerita. Kisah cinta yang mereka jalanin begitu indah meski status mereka berbeda. Ayah adalah seorang tukang sayur sedangkan ibu adalah mahasiswi di salah satu universitas terkenal. Meski tukang sayur tapi ayah itu tampan dan gagah membuat ibu suka. Itu kata ibu dulu. Dulu dan sekarang memang berbeda.
"dulu waktu beli sayur sama ayah selalu di gratisin engga pernah bayar"
"dulu juga ayah sama ibu selalu ngadem di taman di bawah pohon jambu"
"kalo siang-siang ayah selesai dagang dan ibu selesai kuliah kita ketemu di pohon jambu cinta"  itulah cerita ibu yang membuat aku sakit. Mereka memang cocok dan harmonis. Setiap saat tak pernah terdengar pertengkaran. Kelihatannya selalu bahu membahu dan tolong menolong. Aku selalu bahagia mempunyai orang tua seperti mereka. Aku selalu bertanya.
                                                                                               ***
"ibu, tania boleh bertanya ?"
"boleh, mau tanya apa kamu ?"
"ibu kenapa pilih jalan pisah sama ayah ? padahalkan ibu dan ayah engga pernah bertengkar"
"sini tania sayang, ibu jelasin semuanya"
"nenek kamu itu gag suka sama ibu, nak. inilah akibat dari tidak mendapat restu dari orang tua ayah kamu"
"jadi mamahnya ayah, nenek tania engga suka sama ibu ?" tanyaku masih penasaran
"iya tania, makanya meski sekuat apapun cinta kalo engga ada restu dari orang tua pasti akan terpisah juga, kan restu orang tua restu allah"
"tapi apa alesan nenek engga suka dengan ibu ? ibukan cantik, seorang sarjana, dan ibu baik serta pengertian. apa yang kurang dari diri ibu ?"
"meskipun ilmu ibu lebih tinggi dari ayah, gaji ibu lebih tinggi dari ayah tapi ibu tak akan ada harganya jika ibu mertua murka dan tidak suka"
"terus kenapa nenek gag suka ?" aku masih ngotot ingin tau kenapa nenekku tidak suka dengan ibuku yang menurutku tak ada duanya
"itulah orang tua, tau mana yang terbaik untuk anaknya dan mana yang tidak"
        Meskipun aku masih tidak mengerti namun aku tak ingin bertanya banyak. Mungkin memang ayah dan ibuku tidak berjodoh. Tapi mengapa baru sekarang semua terjawab dan kenapa tidak dari dulu saja ibu dan ayah pisah. Sebelum ada aku, biar aku tidak merasakan sakit yang luar biasa.
"cinta itu buta, tania, ia bisa membutakan orang yang melihat, cinta itu bisa menulikan orang yang mendengar, dan bisa membisukan orang yang berbicara, dulu ayah dan ibu tidak pernah mau mendengarkan kata orang tua sanking cintanya dan sekarang inilah akibatnya. Ibu dan ayah merasa tidak ada kecocokan lagi."
                                                                                            ***
       Itu sebabnya kenapa aku selalu memilih laki-laki yang ibu dan ayahku suka. Cukup mereka yang mengalami kejadian seperti itu. Tidak boleh aku yang harus menghancurkan hati anak-anakku kelak. Karena perceraian orang tualah yang menghambat pertumbuhan seorang anak. Karena dia akan selalu dihantui pada masa lalu yang bikin hantinya terluka. Tapi mengapa dengan cara pilih-pilih untuk harus mengkokohkan suatu hubungan ? Aku sakit. Aku galau. Dan aku kalut. Jalan mana yang harus aku pilih.
"makanya tania kalau kamu punya pacar, kenalin dulu sama ibu dan ayah"
"emang kenapa, bu ?"
"biar kamu engga terlalu cinta jika ternyata ibu tidak suka dengan pacarmu itu"
"iya ibu"
       Itu sebabnya mengapa aku harus jeli memilih seseorang untuk menjadi pendampingku kelak agar hubungan ku tidak kandas di tengah jalan. Aku tidak ingin mengikuti jalan kedua orang tuaku. Aku tidak ingin sakit lagi. Karena aku juga membutuhkan kebahagiaan. Aku ingin bahagia meski terkadang bahagia itu berubah menjadi derita. Aku ingin orang lain tau bahwa pilihanku itu adalah pilihan kedua orang tuaku juga. Ridho allah terletak pada ridho orang tua. Thanks my god and thanks my parents.

- Sebuah tulisan dengan judul “MENGAPA ADA DERITA BILA BAHAGIA TERCIPTA”
            Semua berawal hanya dari sebuah ucapan, harapan, keinginan, dan bermimpi agar semua dapat terwujud. Pada intinya bagaimana aku bisa wujudkan semuanya dengan cara apapun meski itu terbilang salah. Tanpa berfikir panjang, aku hanya memenuhi semua egoku tanpa  lihat orang yang di sekeliling berteriak kecewa dengan semua yang telah aku lakukan. Aku  hanya melakukan cara, gimana aku bisa dapetin apa yang aku ingin tanpa aku melihat sisi buruk yang telah aku lakukan. Mungkin kejadian ini menjadi sebuah pesan teristimewa yang pernah aku rasakan. Memberi aku pesan bahwa tak selamanya apa yang kita inginkan itu baik untuk kita dan begitupun sebaliknya. Tuhan selalu memberi apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Ternyata aku hanya menginginkannya tanpa membutuhkannya. Sekarang yang aku rasa hanya sebuah rasa sesal tapi aku engga boleh berhenti sampai disini karena aku tau orang yang telah menghapus air mata aku engga ingin melihat aku hanya diam tanpa melakukan sebuah perubahan. Ternyata hidup itu engga semudah yang aku kira. Ternyata hidup itu harus dijalanin dengan rasa syukur. Ternyata LIFE IS NEVER FLAT !!!
         HIDUP ITU KEJAM
HIDUP ITU PENUH TANTANGAN
     HIDUP ITU MISTERI
             HIDUP ITU WARNA
  HIDUP ITU SEBUAH REALITA
           HIDUP ITU BUKAN ANTAH BERANTAH
                 HIDUP ITU INDAH BILA KITA SELALU IKHLAS
 HIDUP ITU MANIS BILA KITA SELALU TERSENYUM UNTUK DUNIA :)
    HIDUP ITU BAGAI PERHIASAN BILA KITA TEGAR

Apa yang terjadi itu yang terbaik...
Tuhan tidak mungkin pilih kasih
Tuhan maha adil...
Karena aku selalu percaya bahwa ada kemudahan di dalam kesulitan
ada senyuman di balik air mata
ada hikmah di balik sebuah masalah
ada pagi yang cerah setelah malam yang gelap
ada kata berlalu setelah badai menerpa
ada putih dalam hitam
ada kasih sayang dibalik kebencian
dan yang terpenting ADA LANGIT DAN BUMI YANG MENGHIASI KEHIDUPAN INI.

- Sebuah tulisan dengan judul “TANGISAN DI SUATU MALAM”
            Sekitar pukul 9 malam, aku terbangun dari tidurku yang lelap karena lelah menghantuiku. Aku tidur dengan harapan, aku masih bisa tersenyum kala aku terbangun. Penuh harap aku terus bermimpi. Setiap manusia pasti ingin mimpi indah dan menyenangkan. Tapi tidak terjadi padaku saat malam itu. Aku terbangun kaget mendengar ucapan salam dari seseorang yang sudah lama sangat aku rindukan kehadirannya. Seseorang yang kala menguatkan aku disaat aku terjatuh. Seseorang yang senantiasa menasehatiku kala aku mulai salah melangkah. Aku begitu mangagumi sosok tersebut. Aku terbangun dan mengintip malu. Namun mimpi itu teringat kembali. Mimpi yang membuat aku sakit ! Mimpi yang membuat aku menangis ! Mimpi yang membuat aku menginginkan sebuah pelukan hangat dari seseorang yang sangat aku cintai AYAH BUNDA ! ... Aku telah banyak melukai hati mereka. Aku telah sering mengabaikan perintahnya dan selalu menuruti egoku. Dengan tangisan yang masih mengalir, aku bertahan dalam rasa sakit yang luar biasa. TANGISAN DISUATU MALAM membuat aku berhenti berharap. Berharap untuk hal yang antah terjadi. Dari sebuah kehidupan aku belajar meski terkadang aku sulit untuk menerimanya.

Aku ingin kala aku tersenyum ada yang menghiasi dengan canda dan tawa.
Aku ingin kala aku menangis ada yang sudi meminjamkan pundaknya untuk menopang ketika air mata tak sanggup aku bendung.
Aku ingin kala aku berharap ada yang membungkus harapan itu menjadi indah di lihat.
AKU MENANGIS MALAM ITU.
Entah apa yang aku tangisi...
Mungkin aku merindukan sosok yang bisa buatku kuat dalam menjalani hidup ini meski hambar.

Tuhan ...
Aku ingin saat aku ada disamping mereka, aku menjadi pelengkap kebahagiaan mereka.
Aku ingin saat aku tak ada disisi mereka, aku bisa menjadi sesosok yang dirindukan.
Aku ingin ada untuk hiasi kehidupan mereka.
Aku ingin setiap hembusan nafasku ini menjadi ketenangan dalam langkah mereka.
Aku ingin setiap air mata yang menetes di pipiku menjadi buliran mutiara yang bisa mereka sentuh untuk disimpan.
Aku ingin kala aku tersenyum, senyuman itu selalu terlihat manis.
Aku bersyukur engkau telah memberi mereka untukku.
Aku bersyukur masih bisa mengungkapkan perasaan aku untuk mereka.
TUHAN, AKU MENCINTAI MEREKA ...


Tuhan, aku ingin pinjem pundak mereka sedetik saja untuk menangis ...
aku mohon tuhan.




@ Cerpen (cerita pendek) dengan judul “AND ALL OF THOSE WILL NEVER LOST”
"aku janji akan berubah demi kamu."
"beri aku kesempatan sekali lagi, faza."
"kenapa disaat aku ingin berubah, kamu malah ninggalin aku ?"
        Perkataan itulah yang terngiang difikiran faza sekarang ini. Teh hangat menemani waktu pagi faza di apartement yang ia tempati sekarang. Hari libur memang selalu ia habiskan di dalam apartement saja. Jarang keluar walau sekedar untuk jalan-jalan. Ia lebih suka menghabiskan waktu liburannya dengan menonton DVD, dengerin musik, dan yang terpenting adalah time is tea yah mengesup teh adalah hobbynya.
"youre still the one i run to the one that i belong to youre still the one i want for life."
Nada dering lagu dari Shania Twain itu mengagetkan faza dari lamunannya. Handphone nokia jadul itu mengeluarkan suara tanda panggilan masuk. Tangan faza bergerak menuju sesuatu diatas meja, tapi bukan handphone yang ia raih melainkan cangkir yang berisikan teh hangat untuk diseruput dan dinikmati. Faza mendiamkan handphonenya sampai nadanya mati.
        Tiba-tiba air mata faza menetes sedikit demi sedikit. Ia sadar bahwa keputusan yang ia beri memang menyakitkan.
"ting nong ting nong."
Suara bel apartement faza berbunyi membuat ia segera menghapus air mata yang masih membekas di pelupuk mata. Ia beranjak dari kursi dan segera menuju pintu untuk membukanya. Matanya terbelalak saat ia mengetahui orang yang ada di depan matanya sekarang.
                                                                                               ***
"sudah berapa kali aku dengar janji, janji, dan janji tapi selalu kamu ingkari." ucap faza saat fatra memohon untuk menyambung hubungannya kembali.
"tapi kali ini aku ingin berubah, faza, demi kamu."
"basi... dasar playboy." ucap faza sinis
"aku faham dan asal kamu tau, aku begini karena aku mencari cinta sejati, faza."
"capek aku dengernya."
"cinta sejati aku untuk kamu, faza."
"cukup ! aku lelah."
"maafin aku." mohon fatra dengan sangat
"just forgive ?"
"yah udah aku ingin milikin kamu seutuhnya."
"aku tidak punya banyak waktu, fatra."
"aku mohon, sayang."
"untuk apa ?"
"jangan tinggalin aku."
"aku tidak bisa, fatra."
"kenapa ?"
"karena aku yakin banyak wanita lain yang lebih baik dari aku."
"gag ada yang lebih baik dari kamu, kamu cinta sejati aku, faza."
        TES TES TES... air mata faza tak mampu tertahan. Tumpah. Tapi ia buru-buru menghapusnya. Fatra hanya diam membisu. Sedangkan faza menerawang menatap jauh ke arah luar jendela dengan tatapan yang kosong. Mata faza masih memancarkan kesedihan yang tersirat.
"nangis aja kalau itu membuat hatimu puas."
"cukup aku menangis untuk menahan rasa sakit aku."
"aku memang playboy, mulai dari cewe nakal, cewe bener, cewe bodoh, cewe pintar, cewe cantik, cewe jelek tapi aku gag pernah menemukan apa itu cinta dari mereka semua."
"stop kamu berbicara, aku muak."
"tapi perlu kamu tau, bahwa aku menemukan cinta dan kehidupan dari kedua bola matamu, faza."
"...." faza masih terdiam.
                                                                                         ***
        Terlalu banyak kenangan yang ia habiskan saat bersama fatra. Ia memang tidak bisa melupakan fatra tapi ia pun tidak bisa menerima semua bentuk masa lalu fatra yang begitu bebas.
"elo putus sama fatra ?" tanya nanda saat bertemu di sebuah cafe
"gag tau gw bingung."
"loh kok gitu ?"
"iyah gw paham kok, tapi fatra sungguhan banget sama lo."
"gw tau tapi gw mau ngetes dia aja."
"tega banget lo ngetesnya."
"heheh."
"ketawa lagi lo."
"bodo amat."
"susah yah ngomong sama lo." ucap nanda sinis
"susah apanya sih ?"
"ih nyebelin banget sih lo jadi cewe."
"hahaha... biarin."
"bilang aja lo juga cinta kan sama fatra ?"
"engga tuh."
"hahah mulut bisa bohong tapi hati tidak bisa."
"sok tau lo."
"tau lah karena mata lo yang berbicara bukan bibir lo hahaha."
                                                                                            ***
       Langit mendung menghiasi kota jakarta pagi ini. Dengan malas, faza memasukkan semua barang-barangnya kedalam koper.
"lo yakin mau ninggalin fatra ?"
"iya gw yakin, nanda."
"kasian fatra, dia butuh lo."
"jujur yah, sebenernya gw sayang banget sama dia tapi cinta itu tak harus memiliki."
"tapi lo nyiksa diri lo, faza."
"nanti gw bakal kembali dan bakal menemani fatra hingga akhir hayat."
"tapi... tapi yah udah lah terserah lo aja."
"gw titip fatra yah."
"god willing."
        Fatra buru-buru menuju bandara untuk mengejar faza namun sayang pesawat yang ditumpangi fatra sudah pergi jauh. Hanya penyesalan yang fatra rasakan. Namun fatra ingin membuktikan bahwa ia benar-benar mencintai faza tulus. Sekembalinya faza di jakarta ia akan mengatakan bahwa, "engkaulah cinta yang aku cari selama ini."....

@ Cerpen (cerita pendek) dengan judul “PACAR SEMINGGU”
            Aku ini pernah menjadi santri disalah satu pesantren ternama di Bekasi Utara. Saat itu aku duduk di bangku kelas 3 Aliyah. Bersantai ria aku dan teman satu asrama sedang kumpul di ruang istimewa milik Abdul Majid Lox c. Tapi tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara orang memanggil namaku,
"dhaput... dhaput... dhaput." suara itu menggetarkan satu asrama. Sepertinya orang itu sedang berteriak sambil berlari-lari menghampiriku. Aku terperanjat kaget dibuatnya, ternyata orang itu adalah siti, teman satu angkatan yang pecicilan sekali orangnya.
"ada apa sih ? kayanya seneng banget." jawabku setelah dia duduk di depanku
"ane seneng banget dap." kata siti berseri-seri mimik wajahnya
"seneng kenapa ente ?"
"ane dapet salam dari banin."
"banin ? kok bisa sih ?" tanyaku sangkin penasaran
"iye dhap, kan ane lagi wudhu di mesjid eh anak banin pade ziareh terus ane maen lirik-lirikan deh"
"hah ? maen lirik-lirikan ?"
"iye dhap, dia ngasih isyarat gitu deh... duh manis banget mukanya" semangat sekali siti menceritakannya sambil membayangi kejadian itu.
"kasmaran nii yeee..." ledekku dengan dibarengin tawaku yang membuncah. Satu asramapun ikut tertawa karena mendengar suaraku yang menggelegar.
"eh dah bocah dapet salam dari banin aje senengnya naudzubillah." tiba-tiba nur menghentikan tawa kami dengan ucapannya.
"kok ente ngomong gitu sih, nur ? tanyaku
"yee emang nyata kale, pegemane nih bocah."
"nyata gimana maksudnya ?"
"emang gitu kale, banat seneng banget dapet salam dari banin padahal mah cuman buat geerin doang, nanti mah kalo kita udah di pondok dia nyari lagi diluar."
"oh gitu yah ?"
"yah iyah lah... namanya juga pacar seminggu buat liburan doang."
        Gelak tawa kamipun menghiasi sudut asrama yang semakin hangat. Namun wajah siti tiba-tiba cemberut aja. Keceriaannya tiba-tiba surut di ganti dengan tekukan di wajahnya.
"eh betewe nama baninnya siapa ?" tanyaku tiba-tiba. Siti masih cemberut aja tidak mau menjawabnya
"udah jangan dengerin kata mereka." ucapku lagi sambil menepuk bahunya
"iye juga sih dhap, kite mah dijadiin tittle doang buat liburan... kalo kita udah dikurung lagi, dia maen deh sama cewe luar." keningku berkerut dibuatnya
"kan gag semua anak banin begitu sayang." kataku sambil menghibur siti yang sedang jatuh cinta (alah basi bgd ye jatuh cinta)
                                                                                          ***

        Acara musabaqoh dan pleno meramaikan pondok tercinta. Tapi tak henti-hentinya memberi semangat pada aku dan semua santri karena liburan akan segera datang. Ketika hari minggu tiba, pondok diramaikan oleh kunjungan wali santri. Sekitar jam 2 siang, temanku yang sudah berhenti datang untuk menjengukku, dia bernama mahmudah. Dulu waktu masih dipondok, mahmudah itu teman terdekatku. Kebetulan sekali dia membawa album foto yang baru saja dia cuci di tukang foto. Setelah aku melihatnya, aku memanggil siti yang sedang menggosok baju seragam.
"sit, sini deh sebentar." ucapku sambil melambaikan tangan
"ade ape sih, dhap ?" tanya siti sambil mencabut kabel gosokannya
" nih mau liat gag album fotonya mahmudah sama pacarnya waktu tahun baru."
          Anehnya siti tidak ada ekspresi saat melihat album foto itu. Wajahnya flat sekali, nunduk. Aku fikir, mungkin siti iri kali yah dan berkhayal dia bisa foto bersama dengan anak banin yang waktu itu diceritain. Tiba-tiba siti beranjak dari duduknya dengan mengucap, "ane mau ke hamam dulu ye."...
Obrolan aku dan mahmudah memakan waktu hingga jam 4 sore. Mahmudah bercerita dengan antusias tentang pacarnya yang kebetulan satu angkatan plus satu almamater denganku, tapi aku tidak mengenalnya meski namanya sangat familiar sekali yaitu "ahmed".
"ahmed kan banyak, mahmudah. ada ahmed romli, ahmed salimin, ahmed said, ahmed hafiz, ahmed rifai dan masih banyak ahmed-ahmed lainnya."
"bisa ajja kamu, dhaput."
                                                                                    ***
        Malam telah larut, kira-kira pukul 11 malem, aku terhentak kaget oleh suara ketukan pintu kamarku. Aku kira suara itu disebabkan oleh bagian keamanan yang akan mengontrol tapi ternyata tidak. Saat aku mengintip ternyata siti sedang melambaikan tangannya dan meminta dibukain pintunya. Ketika aku sudah membuka pintu, siti langsung menarik tanganku dan menangis seng-senggukan dibahuku.
"ada apa, siti ?" tanyaku saat tangisnya mulai reda
"susah ungkapinnya." jawab siti sambil menghapus air matanya dan menyodorkan secarik surat kepadaku. Aku membukanya dan kemudian membacanya. Ketika aku membaca sang pengirimnya, aku baru memahaminya. Sungguh-sungguh memahaminya.
"itu sebabnya ane hanya diem aja waktu ente ngunjukin fotonya sih mahmudah sama pacarnya." ucap siti
"jadi ahmed yang sering ente ceritain sama ahmed pacarnya mahmudah itu satu ahmed ? bukan beda orang ?" tanyaku penasaran
"iye, dhap. bener kata si nur waktu ane kesemsem sama ahmed waktu dia lagi ziareh."
"ya udah jadiin pelajaran aja yah sayang."
"salah yee kalo ane jatuh cinte ?" tanya siti dengan logat betawinya yang sangat kentel (kentel apa kentel yah ? pisss alman)
"siapa bilang jatuh itu salah ? kan cinta hak terindah yang di berikan tuhan." ucapku sok bijak
"abisnya sekalinye ane jatuh cinte sama orang nyeng gag tepat."
"makanya sebelum melakukan sesuatu kita cek terlebih dahulu biar gag nyesel akhirnya, iyah gag ?"
"thanks yah, dhap."
"welcome sayang."
"udah tidur sana, yang nyenyak dan lupain semuanya." ucapku saat siti kembali ke kamarnya.
         Aku kembali masuk kamar dan mengunci pintu. Sebelum aku memejamkan mata, aku sedikit merenung dan berfikir, apakah ini sebagai tanda yang tertera dalam al-qur'an bahwa seorang laki-laki tidak cukup hanya dengan satu wanita ? bahkan 2 hingga 4 ? apakah semua laki-laki didunia seperti itu ?? cerita siti ini sebagai fakta terkecil bahwa seorang laki-laki tidak cukup dengan satu hati... Tapi aku yakin, semua yang terjadi dalam kehidupan ini sudah ada yang mengaturnya. Kita tidak bisa mengelak takdir illahi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar